Angka harapan hidup yang terus meningkat khususnya pada perempuan mengakibatkan semakin banyaknya perempuan yang mengalami menopause. Menopause adalah suatu keadaan akibat berkurangnya produksi estrogen sehingga dapat menyebabkan timbulnya berbagai keluhan pada berbagai organ, salah satunya traktus genitourinarius. Tercatat bahwa lebih dari 50% perempuan pasca menopause merasakan keluhan sindrom genitourinaria yang berdampak pada penurunan kualitas hidupnya. Genitourinary syndrome of menopause adalah kumpulan gejala menopause yang berhubungan dengan perubahan fisik pada vulva, vagina dan saluran kemih bagian bawah yang terjadi pada perempuan yang mengalami menopause. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gejala dan juga tingkat keluhan sindrom genitourinaria yang dirasakan responden. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Werdha Wisma Mulia dan Panti Werdha Berea Jakarta Barat, dengan total responden sebanyak 39 orang. Sampel diambil dengan teknik non-probability sampling dan menggunakan kuesioner mengenai gejala terkait sindrom genitourinaria dan kuesioner MRS (menopause rating scale). Pada sistem traktus urinarius, mayoritas responden mengeluhkan gejala tidak mampu menahan buang air kecil (79,49%) dengan tingkat keluhan berada pada tingkat menengah, sedangkan pada sistem genitalia, mayoritas responden (61,54%) mengeluh kekeringan pada area genital yang dikeluhkan pada tingkat ringan.
CITATION STYLE
Canggra, M., & Dewi, A. K. (2021). Gambaran gejala sindrom genitourinaria pada perempuan pasca menopause di Panti Werdha Wisma Mulia dan Panti Werdha Berea Jakarta Barat. Tarumanagara Medical Journal, 3(1), 112–117. https://doi.org/10.24912/tmj.v3i2.11751
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.