Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran telah menggunakan bahan alam anchor sebagai bahan perekat untuk menyambungkan fosil yang patah sejak tahun 2018 setelah melakukan penelitian selama dua tahun yaitu pada tahun 2016 dan pada tahun 2017. Seiring berjalannya waktu penggunaan bahan alam anchor mengalami kerusakan seperti hasil sambungan patah atau retak yang diakibatkan penyimpanan fosil yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan mekanik campuran fosil dan anchor. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor dengan variasi perbandingan fosil ukuran 100mesh dan anchor (1:1, 2:1, dan 3:1) dengan dua ulangan. Kemudian melakukan pengujian kuat tekan menggunakan universal testing machine berdasarkan standar ASTM D695-96. Hasilnya menunjukkan nilai kuat tekan tertinggi campuran serbuk fosil dan anchor dengan pada perbandingan 1:1 yaitu 19,996 N/mm2 dan nilai kuat tekan terendah pada perbandingan serbuk fosil dan anchor 3:1 yaitu 12,51 N/mm2. Lem anchor hasil penelitian telah memenuhi persyaratan SNI 06-6049-1999 tentang polivinil asetat emulsi untuk pengerjaan kayu sebagai standar pembanding yaitu memiliki kekuatan rekat minimal 3 N/mm2 dan memiliki pH (3-8).
CITATION STYLE
Nurul Fadlilah, & Kun Harismah. (2022). Pemanfaatan Bahan Alam Anchor sebagai Bahan Konservasi Fosil di Sangiran. TEKNOSAINS : Jurnal Sains, Teknologi Dan Informatika, 9(1), 47–54. https://doi.org/10.37373/tekno.v9i1.163
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.