Ogoh-ogoh yang selama ini identik sebagai simbol tradisi budaya umat Hindu Bali dalam menyambut Tahun Baru Saka adalah sebuah produk kesenian yang baru lahir pada tahun 1980an. Karya seni ini lahir sebagai wujud kreativitas masyarakat dan berkembang dengan falsafah membersihkan energi negatif menjadi lebih baik sehingga harmonis. Pada perkembangannya, Ogoh-ogoh berkembang dengan falsafah membersihkan energi negatif menjadi lebih baik sehingga harmonis. Pada perkembangan, Ogoh-ogoh berkembang menjadi objek parawisata dan komoditas. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana proses komodifikasi budaya terjadi pada Ogoh-ogoh berdasarkan teori Adorno. Studi kesejarahan menunjukkan hasil bagaimana Ogoh-ogoh mulanya dibuat oleh masing-masing Banjar, lambat laun menjadi komoditas dan dapat diperjualbelikan. Pawai Ogoh-ogoh berkembang menjadi objek pariwisata sebagai tontonan dan sebagai pajangan museum. Salah satu sanggar yang terkenal memproduksi Ogoh-ogoh adalah Sanggar Gases Denpasar, dan salah satu museum Ogoh-ogoh yang ada adalah The Ogoh-ogoh Bali Museum di Denpasar.
CITATION STYLE
Ramadhansyah, D., & Damajanti, I. (2022). Telusur Sejarah Ogoh-Ogoh sebagai Manifestasi Seni Rupa Bali dari Sudut Pandang Komodifikasi Budaya. Jurnal Seni Nasional Cikini, 8(1), 33–42. https://doi.org/10.52969/jsnc.v8i1.161
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.