Kiyai Mojo dan para pengikutnya, sebagai pendiri awal kampung Jawa Tondano, sebelumnya mereka tergabung dalam Perang Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825-1830. Perang ini amat merugikan dan menyulitkan kompeni Belanda, sehingga mereka menggunakan kebijakan mengasingkan para pejuang yang tertangkap ke berbagai daerah. Salah satu wilayah pengasingan adalah daerah Tondano Minahasa. Para mantan pejuang ini kemudian membentuk komunitas Islam Jawa Tondano di Minahasa. Persoalannya, bagaimana hubungan antar masyarakat Jawa Tondano dan masyarakat Minahasa? Penelitian ini dapat mengungkap secara spesifik sejarah hubungan antara masyarakat Kampung Jawa Tondano yang Islam dan masyarakat Minahasa yang Kristen, beserta perubahan sosialnya. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sejarah dan sosiologi ini telah menunjukan bahwa sejak awal hubungan antara Islam kampung Jawa Tondano dan masyarakat Kristen Minahasa telah harmonis melalui perkawinan, kekerabatan, dan menjadikan lahan mata pencarian sawah sebagai ruang sosial bersama perjumpaan antara dua komunitas yang berbeda itu.
CITATION STYLE
Hamid, W. (2014). HUBUNGAN MASYARAKAT JAWA TONDANO DENGAN MINAHASA. Al-Qalam, 20(3), 85. https://doi.org/10.31969/alq.v20i3.345
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.