Kota Banjarmasin umumnya terdiri dari tanah rawa yang memiliki lapisan tanah keras yang sangat dalam sekali, yaitu berkisar antara 25 m sampai dengan 50 m, sehingga umumnya bangunan mengunakan pondasi tiang gelam dengan diameter berkisar antara 8 sampai dengan 15 cm dan panjang 4 m. Penggunaan pondasi tiang gelam hanya mengandalkan lekatan (friction), sehingga akan mengakibatkan bangunan mengalami penurunan pondasi yang tidak seragam (differential settlement), kemiringan, dan keretakan pada elemen struktur. Penurunan pondasi ini akan dimodelkan dengan software ANSYS dengan mengambil limabelas model struktur bangunan dengan dinding bata yang akan dibebani dengan beban standar bangunan menurut SNI1727:2013, dan beban akibat penurunan tumpuan. Permodelan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan balok sloof terhadap pola kerusakan struktur bangunan yang mengalami penurunan pondasi yang tidak seragam di tanah lunak. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan balok sloof pada pondasi yang mengalami penurunan tidak seragam akan mempengaruhi pola kerusakan elemen struktur, sedangkan pada pondasi yang tidak mengalami penurunan penggunaan balok sloof tidak mempengaruhi pola kerusakan elemen struktur tetapi akan meningkatkan derajat ketidaktentuan statis struktur. Pola kerusakan dinding bata umumnya mempunyai pola retak diagonal, dan berdasarkan pola tegangan Von Misses dapat diketahui lokasi elemen struktur yang berpotensi mengalami kerusakan. Kata kunci: retak, dinding bata, penurunan pondasi, ANSYS
CITATION STYLE
Tjitradi, D., Eliatun, E., & Tjitradi, O. S. (2020). PEMODELAN KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT PENURUNAN PONDASI DI LAHAN BASAH KOTA BANJARMASIN. Jurnal Kacapuri : Jurnal Keilmuan Teknik Sipil, 3(2), 16. https://doi.org/10.31602/jk.v3i2.4064
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.