Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) adalah penyakit kronis akibat peningkatan kadar gula darah dalam darah yang akan mengakibatkan komplikasi. Neuropati perifer menjadi salah satu komplikasi kronik yang sering dialami pada pasien DMT2. Hiperglikemia kronis pada DMT2, menyebabkan kerusakan pada saraf perifer yakni saraf otonom, sensorik, maupun motorik dan kemudian mencetuskan neuropati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat neuropati perifer pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Wangaya. Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif eksploratif dengan rancangan cross-sectional. Responden sebanyak 73 orang, diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan analisis univariat. Mayoritas usia responden berkisar antara 56-65 tahun (53,4%), sebagian besar berjenis kelamin perempuan (56,2%), pendidikan terakhir tamat SD (27,4%), dan pekerjaan responden sebagian besar dalam kategori lain-lain yaitu ibu rumah tangga, petani, dan buruh (58,9%). Sebagian besar mengalami DMT2 >5 tahun (45,2%) dan memiliki kadar GDS 201-300 mg/dL (60,3%). Mayoritas responden memiliki penyakit penyerta hipertensi (39,7%) dan mengonsumsi OHO (67,1%). Hasil penelitian didapatkan sebanyak 4,1% tidak mengalami neuropati, mengalami neuropati ringan 61,6%, neuropati sedang 31,5%, dan neuropati berat 2,7%. Oleh karena itu, hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang perlunya upaya-upaya strategis untuk mencegah progresivitas neuropati.
CITATION STYLE
Wahyuni, N. P. A., Antari, G. A. A., & Yanti, N. L. P. E. (2021). GAMBARAN TINGKAT NEUROPATI PERIFER PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD WANGAYA. Coping: Community of Publishing in Nursing, 9(2), 188. https://doi.org/10.24843/coping.2021.v09.i02.p09
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.