Pemanfaatan sel punca untuk terapi kedokteran menimbulkan pro dan kontra. Bagi yang kontra, menolak Stem Cell karena alasan status moral dari embrio, riset embrio yang tidak manusiawi dan kekhawatiran komersialisasi embrio. Sedangkan bagi yang pro, Stem Cell adalah harapan pengobatan masa depan dengan mempertimbangkan potensinya, sehingga tentunya memiliki manfaat secara medis dan tidak dikerjakan tanpa prosedur sebab telah ada kesepakatan di antara peneliti untuk mengarahkan hasil penelitian Stem cell untuk kemanusiaan. Masalah bioetika utama yang terkait dengan sel induk manusia melibatkan turunan dan penggunaannya untuk penelitian. Saat ini, masalah etika baru mulai muncul di sekitar derivasi dan penggunaan sel induk mirip sel HES yang memiliki kapasitas untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis jaringan manusia. Dalam waktu dekat, ketika bidang sel punca semakin dekat ke klinik, masalah etis tambahan mungkin muncul terkait dengan terjemahan klinis pengetahuan sel punca menjadi terapi pasien yang cukup aman, efektif, dan mudah diakses. Artikel ini mengulas problematika penelitian dan terapi sel induk dari sisi etika pada kajian masa lalu, sekarang, dan masa depan.
CITATION STYLE
Sagita, S. (2020). KONTROVERSI PENELITIAN DAN TERAPI SEL INDUK (STEM CELLS) DALAM PANDANGAN ETIKA SAINS. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(2), 54–62. https://doi.org/10.23887/jfi.v3i2.22287
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.