Masa tua merupakan penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu pensiun, menduda atau menjanda yang membuat Perubahan psikologis pada lansia seperti takutnya kehilangan, kesepian takut menghadapi kematian, dan defresi. Perubahan psikologis lainnya seperti perubahan status sosial yaitu perubahan peran seperti post power syndrome. Post power syndrome adalah kumpulan gejala yang timbul pasca kekuasaan pada orang-orang yang mempunyai jabatan namun sudah tidak menjabat lagi akan terlihat gejala-gejala kejiwaan atau emosi yang tidak stabil. Oleh karna itu diperlukan dukungan dari keluarga untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian post power syndrome pada lansia, dengan jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan pendekatan cross sectional yang di lakukan di Puskesmas Payung Sekaki Kelurahan Labu Baru Timur Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan sample 100 orang. Data di analisis secara univariat dan bivariat. Uji univariat menggunakan distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara dukungan instrumental (p-value 0,028), dukungan emosional (p-value 0,002), dukungan penilaian (p-value 0,001), dukungan keluarga (p-value 0,001) dengan kejadian post power syndrome pada lansia. Diharapkan bagi keluarga lansia dapat memberikan informasi kepada lansia baik melalui media apapun, agar lansia terhindar dari post power syndrome.
CITATION STYLE
Hidayat, F., Hamid, A., & Lestari, R. F. (2020). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN POST POWER SYNDROME PADA LANSIA DI PUSKESMAS PAYUNG SEKAKI KELURAHAN LABU BARU TIMUR KOTA PEKANBARU. Al-Asalmiya Nursing: Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Sciences), 9(1), 1–9. https://doi.org/10.35328/keperawatan.v9i1.186
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.