Kunci sukses sebuah perpustakaan adalah keharmonisan hubungan antara pemustaka dengan pustakawan dalam berinteraksi. Terjalinnya interaksi antara kedua pihak sebagai pondasi utama tercapainya tujuan layanan sebuah perpustakaan, tersampaikannya layanan pustakawan selaras dengan terakomodirnya kebutuhan pemustaka. Sejak semula pustakawan dituntut untuk berorientasi terhadap kebutuhan pemustaka, namun dengan semakin pesat ilmu pengetahuan dan makin canggihnya teknologi, pemustaka pun mempunyai andil besar untuk memposisikan dirinya tidak ketinggalan informasi. Dewasa ini, pemustaka seolah dituntut sadar diri, tahu diri terhadap perkembangan yang terjadi jika tidak ingin tertinggal informasi. Dengan kata lain, seiring tingkat kebutuhannya terhadap informasi yang sangat tinggi, pemustaka pun dituntut untuk berorientasi pada informasi, yaitu beorientasi pada perpustakaan sebagai wadah (penampung) informasi, maupun pustakawan sebagai penyalur layanan informasi.Guna mengantisipasi ketidakharmonisan tersebut, pada penelitian ini diusulkan sebuah program Library User Education (LUE) – Malley (dalam IBLims, 2015) bagi pengguna (pemustaka) perpustakaan STIKI sebagai satu faktor yang menjembatani misinformation pemustaka terhadap tata cara maupun kebijakan perpustakaan. Diharapkan perpustakaan STIKI mampu memberikan layanan perpustakaan sebaik mungkin baik sumber daya perpustakaan, layanan maupun fasilitas. Begitu pula pemustaka diharapkan mampu mendapatkan tutorial (pengajaran), diberi pemahaman dan kesempatan untuk mengenal perpustakaan lebih dekat, sehingga pemustaka bisa memanfaatkan sumber-sumber informasi dan layanan perpustakaan secara optimal.
CITATION STYLE
Widiastutik, S., & Dita Ardriani, N. N. (2018). Program Library User Education Terhadap Optimalisasi Layanan Perpustakaan Stmik Stikom Indonesia. Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya, 18(1), 6. https://doi.org/10.24843/pjiib.2018.v18.i01.p02
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.