ABSTRAKPeningkatan minat petani untuk menanam kedelai dapat dilakukan melalui sistem tanam tumpangsari kedelai dengan jagung untuk mengurangi kemungkinan kerugian akibat gagal panen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagimana penampilan karakter daya hasil 15 genotipe kedelai hitam pada pertanaman tumpangsari pola 2:1 dengan jagung. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 15 genotip kedelai hitam sebagai perlakuan yang diulang sebanyak dua kali. Percobaan disusun dalam pertanaman 2:1 (dua baris kedelai dan satu baris jagung). Pengamatan dilakukan terhadap karakter daya hasil yaitu jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot 100 biji, bobot biji per tanaman, dan bobot biji per baris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe-genotipe yang lebih unggul dibandingkan dengan kultivar Cikuray dan Malika adalah BTN 1, BTN 2, BTN 5, dan CK 5 pada karakter jumlah biji per tanaman, genotipe CK 15 pada karakter jumlah polong per tanaman, genotipe SM 2 pada karakter jumlah polong per tanaman dan jumlah biji per tanaman, serta genotipe CK 0, KA 6, dan KA 7 pada karakter jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman dan bobot biji per baris.Kata Kunci: Kedelai hitam, Tumpangsari, Daya hasil
CITATION STYLE
Prayoga, M. K., Rachmadi, M., & Wicaksana, N. (2016). Penampilan 15 Genotipe Kedelai Hitam (Glycine soja (L.) Merr) pada Pertanaman Tumpangsari 2:1 dengan Jagung. Agrikultura, 27(2). https://doi.org/10.24198/agrikultura.v27i2.9988
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.