INDIKATOR MAKRO BERKELANJUTAN MELALUI EKONOMI KOLABORATIF, RISK SHARING & KEADILAN DISTRIBUSI

Abstract

Bunga, inflasi, dan nilai tukar menjadi indikator utama ekonomi makro konvensional saat ini. Apakah indikator tersebut dapat mendukung arah pencapaian pengentasan kemiskinan, produktivitas dan pertumbuhan, serta keadilan distribusi sumber daya dan pendapatan? Tulisan ini bertujuan untuk merumuskan indikator-indikator ekonomi makro yang dapat menemukan arah pencapaian pengentasan kemiskinan, produktivitas dan pertumbuhan, serta keadilan distribusi sumber daya dan pendapatan. Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah pendekatan kualitatif eksploratif melalui teknik analisis konten terhadap data sekunder, yang bersumber dari temuan penelitian empiris yang telah penulis lakukan di bidang ekonomi, keuangan, perbankan dan filantropi Islam sejak 2013 sampai dengan tahun 2021, serta diperkuat studi literatur dari berbagai hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas masyarakat, nilai tambah/nilai guna di sektor riil, serta distribusi pendapatan melalui aktivitas jual beli, sewa, bagi hasil, dan kontrak sosial, yakni zakat-infak-sedekah, atau kegiatan filantropi pada umumnya, adalah merupakan titik sentral perekonomian. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat bunga, baik tinggi maupun rendah tidak dapat menjadi instrumen yang berkelanjutan dalam mencapai pertumbuhan dan keadilan distribusi sumber daya ekonomi. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang membuktikan bahwa tingkat keberadaan CSR sejalan dengan umur daur hidup perusahaan, dan filantropi dapat menjaga keberlangsungan usaha. Hasil penelitiannya lainnya juga memperkuat temuan tersebut, bahwa krisis ekonomi global yang terjadi berulang selalu ditandai inflasi dan tingkat suku bunga tinggi. Oleh karena itu, indikator tingkat zakat, ekonomi kolaboratif, dan pembagian risiko lebih substantif dalam menjelaskan sejauh mana pencapaian ekonomi, keadilan distribusi, dan pengentasan kemiskinan telah tercapai secara nyata. Indikator alternatif tersebut juga lebih esensial sebagai target dan program dalam kebijakan ekonomi.