Ritual Erpangir Ku Lau pada Etnis Karo di Desa Kuta Gugung Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

  • M.Si R
N/ACitations
Citations of this article
34Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kearifan lokal etnis Karo, di Sumatera Utara. Kearifan lokal yang dimaksud dalam penelitian ini ialah ritual erpangir ku lau. Ritual ini dilakukan dengan cara dimandikan ke seluruh bagian tubuh, yang berfungsi untuk menyembuhkan dari berbagai jenis penyakit. Ritual erpangir ku lau berarti (marpangir/ memandikan). Bahan yang digunakan seperti berbagai jenis jeruk purut, daun sirih, kunyit, lada hitam dan air. Penelitian menunjukkan bahwa nenek moyang dahulu sudah mempunyai kekuatan intelektual dalam pengobatan tubuh dari berbagai penyakit. Melalui pemanfaatan tumbuhan yang mereka miliki, dibantu dengan  doa  menurut kepercayaan mereka pada masa  itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara  dan observasi. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  pada etnis Karo ritual erpangir  ku lau dijadikan sebagi tradisi dan diturunkan hingga sampai sekarang, tidak ada kepastian  waktu, sejak kapan di mulai tradisi ini, namun yang pasti  ritual ini sudah ada sejak nenek moyang mereka. Ritual ini dilakukan pada saat dan kebutuhan tertentu, misalnya ritual erpanagir ku lau untuk membuang sial/ marabahaya, untuk menyembuhkan dari sakit dan lain-lain. Berdasarakan hasil penelitian menunjukkan ritual ini masih tetap dilaksanakan dan dipertahankan sebagai warisan tradisi budaya Karo.

Cite

CITATION STYLE

APA

M.Si, R. (2016). Ritual Erpangir Ku Lau pada Etnis Karo di Desa Kuta Gugung Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 13(1), 8. https://doi.org/10.24114/jupiis.v8i1.5111

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free