Permasalahan yang ada di Desa Banmaleng dan Desa Jate ini adalah sistem pendistribusian air bersih. Jika musim kemarau semua sumber mata air di Kepulauan Gili Raja mengalami kekeringan, sehingga suplai air bersih kerumah-rumah warga menjadi terhambat. Krisis air ini akan melumpuhkan semua aktivitas warga misalnya aktivitas pertanian, buah-buahan dan sayuran akan mengering (Hartono, 2008). Mitra IbM adalah masyarakat Dusun Sokaramme dan Dusun Beddhi Lanjang. Tujuan dari pelaksanaan program IbM adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam membuat dan menciptakan sistem distribusi air bersih tanpa harus ketergantungan kepada pihak pemerintah, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola manajemen distribusi air bersih serta dapat mengurangi terjadinya krisis air bersih pada musim kemarau dengan harapan nantinya dapat berdampak pada peningkatkan perekonomian masyarakat. Pengetahuan masyarakat tentang sistem distribusi air bersih mengalami peningkatan sebesar 46 % untuk desa Banmaleng dan 52 % untuk desa Jate. Jumlah penduduk sasaran untuk desa Jate 179 jiwa dan desa Banmaleng 92 jiwa, kecepatan aliran telah memenuhi kecepatan aliran minimum sebesar 0,3-0,6 m/s dan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat desa Jate sebesar Rp. 9.600,- bulan/jiwa, desa Banmaleng sebesar Rp. 16.500,- bulan/jiwa. Pembangunan sistem distribusi air bersih dilakukan dengan swadaya masyarakat dan mengelolaannya dilakukan secara mandiri baik di desa Jate maupun desa Banmaleng dan masyarakat telah mempunyai sistem distribusi air bersih dan mampu mengelola distribusi air bersih secara mandiri.
CITATION STYLE
Deshariyanto, D., Fansuri, S., & Resdiana, E. (2018). IbM PENANGGULANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA BANMALENG DAN DESA JATE KEPULAUAN GILI RAJA. Jurnal Ilmiah MITSU, 5(2), 23–30. https://doi.org/10.24929/ft.v5i2.401
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.