PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP AKHLAK MAZMUMAH MEROKOK SISWA SMP NEGERI 1 TRUMON

Abstract

Teman sebaya sangat berpengaruh dalam membangun serta memotivasi antar sesamanya. Tapi tak jarang pula teman sebaya justru memberikan pengaruh antar sesamanya kepada akhlak mazmumah (tercela). Salah satu pengaruh teman sebaya ialah mengajak merokok. Merokok merupakan bagian dari akhlak mazmumah. Merokok di kalangan remaja yang masih sekolah bukanlah hal yang jarang dijumpai. Siswa saling mengajak dan mempengaruhi antar sesamanya untuk merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi teman sebaya mempengaruhi siswa yang merokok; bagaimana respon siswa dalam menghadapi ajakan teman sebaya untuk merokok; dan bagaimana peran edukatif orang tua terhadap anak yang terindikasi merokok siswa SMP Negeri 1 Trumon. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan subjek penelitian ini adalah 8 siswa dan 8 orang tua siswa. Teknik dan instrumen pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi teman sebaya mempengaruhi siswa adalah dengan cara mengajak langsung, memberikan rokok langsung kepada temannya, merayu temannya dengan mengatakan segala kenikmatan rokok, serta ada bentuk ejekan bagi temannya yang tidak merokok supaya memancing temannya untuk merokok. Adapun respon siswa saat menghadapi ajakan teman merokok adalah awalnya mereka tidak berani karena takut terhadap orang tuanya, tetapi karena rasa penasaran dan terus diajak oleh temannya maka mereka mencobanya tanpa ada keterpaksaan. Siswa akan merokok apabila ada kemauan untuk merokok Dan mereka juga akan menolak ajakan temannya apabila sedang tidak mau untuk merokok. Adapun peran edukatif orang tua terhadap anak yang terindikasi merokok ialah orang tua berperan sebagai pembimbing karena memberikan bimbingan serta nasehat kepada anaknya, orang tua juga melakukan penguatan hubungan emosional terhadap anaknya agar mudah mendengar nasehatnya. Namun sebagian orang tua menempuh pendekatan kekerasan. Orang tua juga berperan sebagai pengawas seperti membatasi pergaulan anak, orang tua juga sering menanyakan anak sebelum pergi bermain dan bertanya setelah pulang bermain mengenai aktivitasnya di luar rumah. Kata