Metode dakwah merupakan upaya sitematis yang dilakukan oleh seorang dalam rangka mempengaruhi atau mengajak sesorang yang sering disebut mad’u untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangannya. Istilah metode dakwah yang terdapat di dalam Al-Qur’an pada prinsipnya merujuk kepada surah an-Nahl ayat 125 yang menyebutkan bahwa metode pelaksanaan dakwah ada 3 yaitu Dakwah al-Hikmah, Dakwah Maudzah Hasanah dan Mujadalah Hasanah. Dari ketiga elemen metode utama tersebut, dijabarkan oleh Rasulullah ke dalam beberapa cara yang lebih aplikatif, di ataranya adalah sebagai berikut: Pertama; Metode dakwah Bilhikmah diterapkan dalam Hadist Riwayat Bukhori-1800, tentang seorang yang melakukan hubungan suami istri pada bulan suci Ramadhan. Esensi hadis ini akan mendorong pemikiran tentang pembenaran terhadap kemudahan hukum (syari'at) Islam. Kedua; Metode Maudihoh Hasanah, diaplikasikan dalam Hadis imam Ahmad Ibn Hanbal (Ahmad – 21185) melalui jalur Abu umamah yang meneruskannya kepada Sulaim Ibn 'Amr, tentang seorang pemuda yang meminta izin untuk berzina. Beliau kemuidian mengajak pemuda tersebut untuk berpikir sejenak dengan bertanya jika zina menghampiri ibu dan saudara-saudaranya. Tanpa menyinggung perasaan, mad’u memahami bahwa berzina adalah perbuatan yang hina. Mau'izah hasanah juga mengharuskan adanya ajakan untuk berpikir tentang kebenaran melalui alur logika tamtsil (perumpamaan) yang efesien. Ketiga; Metode Dakwah Mujadalah Hasanah, diaplikasikan dalam Hadis Riwayat Tirmidzi – 1582, yang menceritakan tentang diskusi antara Rosululloh dan salah seorang sahabat yang bertanya tentang amalan utama. Rosullah menjawab semua pertanyaan tersebut secara terstruktur, mulai amalan yang paling sederhana hingga paling tinggi derajatnya.
CITATION STYLE
Udin, M. D. (2019). Metode Dakwah Perspektif Hadist. Jurnal Kopis: Kajian Penelitian Dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam, 1(2), 94–111. https://doi.org/10.33367/kpi.v1i2.1050
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.