Residential is an important means for humans. The house must be able to provide tranquility, comfort, and convenience. Before the Covid-19 pandemic spreads, function of residents was to provide shelter from hot sun and rain. Since March 2020, complying with the social physical distancing protocols has required many companies have to limit the number of employees working in the office. This means that work from office activities have not been fully implemented and the work from home policy is the choice of companies. Employees spend every day 10 hours working. It is necessary to have a workspace arrangement in a residence that can separate between work zones and rest zones. The purpose of this research is to describe how the influence of workspace design in residential houses for the efficiency and effectiveness of workers. Through the Post Evaluation Occupancy (POE) research method, the workspace in the 25 respondents' residence was used as a reference for evaluation by obtaining data through the Focus Group Discussion (FGD) process. With 3 respondents, direct observations were made and 22 respondents supported through a questionnaire. The evaluation results obtained show that 90% of workers need furniture to work, window for ventilation, lighting, and providing natural views. Visualized in the design concept 'less is more' that the implementation of a simple workspace but provides a physical and psychological experience to support working from home. A design concept that prioritizes the fulfillment of activities towards the function and use of furniture as needed. Rumah tinggal merupakan sarana penting bagi manusia. Pada perkembangannya rumah bukan hanya sekedar untuk menghindarkan diri dari hujan dan panas tetapi melainkan rumah harus mampu memberikan ketenangan, kesenangan bahkan kenyamanan. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, fungsi rumah tinggal bagi penghuninya sebatas memberikan tempat perlindungan dari panas matahari dan cuaca dingin supaya terhindar dari hujan. Semenjak bulan Maret 2020, keharusan dalam mematuhi protokol social physical distancing mengharuskan perusahaan membatasi jumlah karyawan yang bekerja di kantor. Ini artinya, kegiatan work from office belum sepenuhnya dapat berjalan dan kebijakan work from home menjadi pilihan dari perusahaan-perusahaan. Mengingat waktu yang dihabiskan karyawan bekerja di kantor berkisar 10 jam per hari. Maka, diperlukan tatanan ruang kerja pada rumah tinggal yang nyaman serta dapat membedakan antara zona bekerja dengan zona beristirahat. Tujuan penelitian untuk memaparkan bagaimana pengaruh desain ruang kerja pada rumah tinggal terhadap efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menjalankan perannya. Melalui metode penelitian Post Evaluation Occupancy (POE) ruang kerja pada rumah tinggal 25 responden dijadikan acuan sebagai bahan evaluasi dengan mendapatkan data naracoba pengguna melalui proses Focus Group Discussion (FGD). Dengan 3 responden, dilakukan pengamatan langsung dan 22 responden pendukung melalui kuesioner. Hasil evaluasi yang diperoleh dari naracoba menunjukan bahwa 90% pekerja membutuhkan furnitur untuk bekerja, ventilasi jendela sebagai penghawaan, pencahayaan, serta memberikan pemandangan alami. Divisualisasikan dalam konsep desain ‘less is more’ bahwa implementasi ruang kerja yang sederhana tetapi memberikan pengalaman secara fisik dan psikis yang mendukung kinerja work from home. Sebuah konsep desain yang mengutamakan pemenuhan aktivitas terhadap fungsi dan penggunaan furnitur sesuai kebutuhan.
CITATION STYLE
Fivanda, F., & Ismanto, A. (2021). ANALISIS PENGARUH KONSEP INTERIOR RUANG KERJA DI RUMAH TINGGAL PASCA PANDEMI COVID-19. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 5(1), 251. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v5i1.11728.2021
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.