Tidak mudah mendapatkan dukungan dan komitmen dari semua pihak, tentang program Adiwiyata, bila ada masalah perbedaan persepsi yang mempengaruhi sulitnya keterbukaan di antara murid, orang tua, dan guru sendiri. Hal inipun terjadi pada Sekolah Dasar Islam Amalina (SD IA) dan beberapa SD lainnya yang juga menerapkan program Adiwiyata di lingkungan sekolah mereka. Alasan inilah yang menjadi latarbelakangi dilakukannya kegiatan pelatihan ini, yang dilaksanakan di SD IA, Tangerang Selatan, pada hari Rabu, 12 Februari 2020, dihadiri 25 orang peserta dari 11 SD berbeda. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan dan kreativitas komunikasi para guru, tentang cara mengatasi perbedaan persepsi mengenai saluran adopsi inovasi program Adiwiyata pada murid, orang tua, maupun guru sendiri. Menggunakan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, dan praktek langsung. Hasilnya yaitu : Satu, mayoritas peserta mengerti, menerima, dan menilai PKM ini bermanfaat, karena memberikan pemahaman yang selama ini kurang disadari.; Dua, pelatihan ini membuka wawasan tentang 9 faktor penyebab perbedaan persepsi akan saluran komunikasi apdopsi inovasi program Adiwiyata, seperti faktor manusia, faktor kesadaran dan peduli, komitmen, ketidaksiapan, perilaku, informasi, pengetahuan, pelatihan, dan keuangan.; Tiga, pelatihan ini membangun kesadaran mayoritas peserta tentang cara komunikasi para guru SD yang masih kurang variatif, dan cenderung lebih menyerahkan tanggungjawab hanya kepada kepala sekolah semata.
CITATION STYLE
Pandjaitan, R. H. (2020). Pelatihan Komunikasi Mengatasi Perbedaan Persepsi Program Adiwiyata Pada Guru Sd Di Tangerang. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 3, 870–883. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v3i0.1019
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.