Covid-19 pandemic provides a new situation in health sector. The increasing number of patients in hospital makes health workers have to be able to adapt in order to continue work optimally. Self-efficacy is an individual’s belief in his ability to deal with various situations that occur. If this situation is not followed with high self-efficacy can allow health workers to experience prolonged stress which can lead to burnout. This study is aims to determine the correlation between self-efficacy and burnout in health workers at RSUD Banyumas during the pandemic. Self-efficacy level measured by General Self-Efficacy (GSE) and burnout level measured by Maslach Burnout Inventory (MBI). The participants in this study were 187 professsional caregivers at RSUD Banyumas and have worked during the pandemic. Hypothesis test was analyzed by Spearman technique and the result of correlation coefficient is -0,256 with a significance value 0,000 (p<0,05), which means there is a negative significant correlation between two variables. This means that if the health workers self-efficacy is increase than the level of burnout experience by the health workers will be decreased, and the otherwise.Pandemi Covid-19 memberikan situasi baru di bidang kesehatan. Meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit menjadikan tenaga kesehatan harus mampu beradaptasi agar tetap dapat bekerja secara optimal. Self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi berbagai situasi yang terjadi. Perubahan situasi ini apabila tidak diimbangi dengan self-efficacy yang tinggi dapat memungkinkan tenaga kesehatan mengalami stres berkepanjangan yang kemudian mampu mengakibatkan burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self-efficacy dan burnout pada tenaga kesehatan di RSUD Banyumas selama masa pandemi. Tingkat self-efficacy diukur dengan General Self-Efficacy (GSE) sedangkan tingkat burnout diukur menggunakan Maslach Burnout Inventory (MBI). Partisipan pada penelitian ini adalah 187 tenaga kesehatan dengan karakteristik tenaga kesehatan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) di RSUD Banyumas dan pernah bekerja selama pandemi covid-19. Uji hipotesis dilakukan dengan teknik Spearman dengan hasil koefisien korelasi sebesar -0,256 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara self-efficacy dan burnout, di mana semakin tinggi tingkat self-efficacy yang dimiliki maka akan semakin rendah tingkat burnout yang dialami, dan sebaliknya.
CITATION STYLE
Satyawati, C. R., & Soetjiningsih, C. H. (2022). Burnout pada Tenaga Kesehatan selama Masa Pandemi: Benarkah Self-Efficacy Memiliki Pengaruh? Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 10(4), 683. https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v10i4.9226
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.