Pengaruh Penambahan Tepung Tapioka Pada Karakteristik Pelet Kayu dari Limbah Cabang Kayu Jati Perhutani Plus (JPP)

  • Wibowo S
N/ACitations
Citations of this article
36Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Pada pengusahaan hutan tanaman jati plus perhutani (JPP) terdapat siklus penjarangan tanaman pada umur tertentu agar dihasilkan pertumbuhan tanaman yang optimal pada tanaman jati lainnya. Limbah kayu hasil penjarangan berupa bagian ujung pohon dan percabangan/ranting umumnya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Salah satu usaha diversifikasi pemanfaatan kayu JPP hasil penjarangan adalah mengolahnya menjadi  pelet kayu. Bahan baku yang digunakan merupakan kayu jati penjarangan berusia 10 tahun dan berasal dari Perhutani KPH Pemalang Jawa Tengah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penambahan tepung tapioka terhadap kualitas pelet kayu dari limbah cabang kayu jati. Pada kegiatan ini pembuatan pelet dilakukan dengan cara tanpa penambahan tepung tapioka dan penambahan tapioka 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% b/b. Hasil kegiatan diperoleh informasi bahwa limbah cabang kayu jati plus hasil penjarangan dapat digunakan sebagai bahan baku pelet kayu dengan karakteristik yaitu kadar air 6,51-6,97% %, zat terbang 76,01-77,37%, kadar abu 1.37-1.67%, karbon terikat 14,74-15,49%,  kerapatan 1,14-1,31 g/cm3 dan nilai kalor 4192-4319,67 kal/g. Hasil analisis menunjukkan semua parameter memenuhi SNI 8021-2014 kecuali kadar abu pada kontrol dan tapioka 2,5%.

Cite

CITATION STYLE

APA

Wibowo, S. (2022). Pengaruh Penambahan Tepung Tapioka Pada Karakteristik Pelet Kayu dari Limbah Cabang Kayu Jati Perhutani Plus (JPP). Jurnal Ilmu Kehutanan, 16(1), 50–63. https://doi.org/10.22146/jik.v16i1.1807

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free