Desa Komodo, bagian dari Taman Nasional Komodo, berada tidak jauh dari Dermaga Loh Liang yang menjadi destinasi bersandarnya kapal-kapal pesiar di Pulau Komodo. Keterbatasan Desa Komodo untuk menarik wisatawan turun dari kapal pesiar dan mengunjungi Desa Komodo menjadi permasalahan yang ditemukan di lapangan. Para wisatawan umumnya turun dari kapal pesiar hanya untuk melihat hewan Komodo di Taman Nasional Komodo. Maka, pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan akan pengemasan atraksi wisata berbasis budaya lokal kepada masyarakat Desa Komodo. Atraksi wisata ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Komodo. Kegiatan pendampingan ini menggunakan metode PAR (participatory action research), di mana masyarakat Desa Komodo diajak berpartisipasi aktif mulai dari menjadi peserta Focus Group Disucussion untuk menjaring masukan dalam Studi Potensi Desa, hingga pelaku pengemasan atraksi wisata untuk mengembangkan Desa Wisata Komodo. Kegiatan pendampingan masyarakat di Desa Komodo dilakukan dalam 4 tahap, yaitu: 1) sosialiasi kegiatan dan studi potensi wisata; 2) pengemasan atraksi wisata; 3) peningkatan kapasitas sumberdaya manusia; dan 4) pengembangan Desa Komodo sebagai desa wisata. Hasil dari pendampingan ini, masyarakat mampu mengemas atraksi wisata berbasis budaya lokal seperti Kolokamba, Tari Arugele, Musik Tembong, dan Tari Komodo yang diambil dari mitos setempat untuk mengembangkan Desa Komodo sebagai desa wisata
CITATION STYLE
Widhyasmaramurti, W., & Kristianto, D. (2022). PENDAMPINGAN PENGEMASAN ATRAKSI WISATA BERNASIS BUDAYA DI DESA KOMODO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT. RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 191–201. https://doi.org/10.46576/rjpkm.v3i1.1647
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.