Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Indonesia masih didominasi menggunakan bahan bakar batubara pada boilernya. Semakin tinggi kebutuhan listrik di Indonesia akan membuat kebutuhan batubara semakin tinggi, sehingga limbah fly ash dan bottom ash yang dihasilkan akan semakin banyak. Fly ash dan bottom ash digolongkan dalam limbah B3. Pengujian menggunakan instrument analisa X-Ray Fluorescence (XRF) akan diketahui unsur-unsur dan oksida pembawa logam berat yang terkandung dalam limbah fly ash dan bottom ash. Unsur-unsur tersebut antara lain magnesium (Mg), aluminium (Al), silika (Si), posfor (P), sulfur (S), kalium (K), kalsium (Ca), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), seng (Zn), galium (Ga), arsen (As), rubidium (Rb) stronsium (Sr), itrium (Y), zirkon (Zr), argentum (Ag), europium (Eu), timbal (Pb) dalam konsentrasi yang berbeda-beda antara kandungan fly ash dan bottom ash. Beberapa oksida dominan pembawa logam berat yang terdeteksi seperti Fe2O3 sebesar 3,658% pada fly ash dan sebesar 2,237% pada bottom ash; Ag2O pada sampel fly ash kandungannya sebanyak 0,143% dan pada bottom ash sebanyak 0,01%; MnO sebesar 0,036% pada fly ash dan sebanyak 0,015% pada bottom ash serta oksida ZnO dengan kadar sebesar 0,016% pada fly ash dan 0,019% pada bottom ash.
CITATION STYLE
Asof, M., Arita, S., Luthfia, L., Andalia, W., & Naswir, M. (2022). Analisis karakteristik dan potensi logam pada limbah padat fly ash dan bottom ash di PLTU industri pupuk. Jurnal Teknik Kimia, 28(1), 44–50. https://doi.org/10.36706/jtk.v28i2.977
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.