Latar belakang. Penting untuk membedakan antara stroke hemoragil dan non-hemoragik dalam penatalaksanaan penyakit serebrovaskuler akut. Di rumah sakit yang tidak memiliki CT Scan atau MRI, bisa digunakan skoring stroke untuk membedakan antara stroke hemoragik dan non-hemoragik. Obyektif. Bertujuan mengetahui tingkat sensitifitas dan spesifisitas skoring stroke yang diperkenalkan oleh Nuartha. Metode. Uji diagnostik dikerjakan secara prospektif pada 167 penderita stroke akut di Lab/SMF Neurologi Rumah Sakit Sanglah, Denpasar. Berdasarkan skoring stroke, sampel dikelompokkan menjadi stroke hemoragik dan non-hemoragik, dengan CT Scan otak sebagai standar baku. Perbedaan karakteristik kedua kelompok dianalisis dengan uji t dan chi-square, memakai program SPSS 11.C dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil.Kelompok stroke hemoragik dan non-hemoragik tidak berbeda bermakna dalam hal jenis kelamin [laki-laki 40 (24,0%) berbanding 62 (37,1%), p=0,376] dan rerata umur (62,2 ±11,0 berbanding 62,1 ± 13,4 tahun, p=0,991]. Skoring stroke dengan rentang nilai 16-24 sebagai stroke hemoragik memiliki tingkat sensitifitas 90,0%, dan tingkat spesifisitas 98,1%. Kesimpulan Skoring stroke ini bisa membantu untuk membedakan stroke hemoragik dan non-hemoragik bila fasilitas neuroimaging belum tersedia.
CITATION STYLE
Lopes Sam, C. I., Purwa Samatra, D. P. G., Nuartha, A. A. B. N., & Putra Awatara, B. N. M. (2018). PENENTUAN STROKE HEMORAGIK DAN NON-HEMORAGIK MEMAKAI SKORING STROKE. Callosum Neurology, 1(3). https://doi.org/10.29342/cnj.v1i3.30
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.