Idealisme pendidikan untuk memanusiakan manusia harus sejalan dengan tujuan dan praksis pendidikan. Meskipun pada kenyataannya, masih banyak pendidikan yang memainkan peran tradisionalnya dengan memandang bahwa peserta didik merupakan produk yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Hal ini disebabkan masih banyaknya praktek di lembaga-lembaga pendidikan yang masih memberikan dominasi pada aspek kognitif dan penekanan pada aspek hafalan dalam memahami praktek pembelajaran bahkan pembelajaran agama sekalipun. Capaian keberhasilan seorang anak hanya berhenti pada nilai angka-angka nominal semata, kepintaran anak dinilai manakala mampu menghafal materi-materi yang sudah ditentukan berdasarkan bahan ajar yang ada dan batasan-batasan yang sudah dipersiapkan secara terukur dan terstruktur menurut aturan yang sangat sempit dan sangat minim terhadap ruang dialog-interaktif antar guru dan peserta didik. Oleh karena itu, hadirnya pemikir kritis sebagaimana Paulo Freire, merupakan upaya memperjuangkan pendidikan menuju sebuah perubahan nyata agar pendidikan tidak hanya sekedar mempersiapkan robot-robot mekanik masa depan melainkan mampu melahirkan manusia-manusia pembawa perubahan menuju masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.
CITATION STYLE
Rohinah, R. (2019). Re-Konsientisasi dalam Dunia Pendidikan (Membangun Kesadaran Kritis Melalui Pemikiran Paulo Freire). Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(1), 1. https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v8i1.2355
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.