Abstract. Low regional fiscal independence, especially in obtaining Regional Original Revenue, is a regional financial problem for the Aceh Province which is still a target in the 2017-2022 (RPJMD). These problems have given rise to various development problems such as education, health and a decent standard of living for humans. Central transfer assistance through the Aceh Special Autonomy Fund is present as an aggressive government program that is expected to be able to accelerate development as seen through the increase in the Human Development Index (HDI). This article aims to analyze how the influence of the Aceh Special Autonomy Fund and Regional Original Income on the Human Development Index (HDI) in Aceh Province in 2008-2020. The analytical method used is quantitative and uses panel data analysis with a Fixed Effect Model (FEM) approach, which is obtained based on the results of the Chow test and Hausman test. The results showed that simultaneously (f-test) Aceh Special Autonomy Fund and Regional Original Income had a significant effect with a prob f-statistic of 0.000000. Partially (t-test), Aceh Special Autonomy Fund has a significant negative effect of -1.383449 on HDI, and Regional Original Income has a significant positive effect of 2.179206 on HDI. This shows that the increase in regional fiscal capacity in the form of Regional Original Income and Aceh Special Autonomy Fund in Aceh Province, has a direct influence on the Human Development Index (HDI). However, the relationship between Aceh Special Autonomy Fund and development goals is an irony because it has a negative influence on HDI due to confusion in the regulation of distribution planning related to Aceh Special Autonomy Fund. Abstrak. Kemandirian fiskal daerah yang rendah terutama dalam perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD), merupakan permasalahan keuangan daerah Provinsi Aceh yang hingga saat ini masih menjadi target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2017-2022. Permasalahan tersebut telah menimbulkan berbagai permasalahan pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, dan standar hidup layak manusia. Bantuan transfer pusat melalui Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) hadir sebagai program agresif pemerintah yang diharapkan mampu melaksanakan percepatan pembangunan yang dilihat melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Aceh tahun 2008-2020. Metode analisis yang digunakan adalah kuantitatif dan menggunakan analisis data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM), yang diperoleh berdasarkan hasil uji chow dan uji hausman. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan (uji-f) DOKA dan PAD berpengaruh secara signifikan dengan prob f-statistik 0.000000. Secara parsial (uji-t), DOKA berpengaruh secara negatif signifikan sebesar -1.383449 terhadap IPM, dan PAD berpengaruh secara positif signifikan sebesar 2.179206 terhadap IPM. Hal ini menunjukkan dengan adanya peningkatan kapasitas fiskal daerah berupa PAD dan DOKA di Provinsi Aceh, memiliki pengaruh secara langsung terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Namun keterkaitan DOKA dengan tujuan pembangunan menjadi sebuah ironi karena memberikan pengaruh negatif terhadap IPM yang disebabkan karena kesimpangsiuran regulasi perencanaan penyaluran terkait DOKA.
CITATION STYLE
Arispen, A., Dewi Rahmi, & Ade Yunita Mafruhat. (2021). Pengaruh Dana Otonomi Khusus dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Aceh Tahun 2008-2020. Jurnal Riset Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 1(1), 75–81. https://doi.org/10.29313/jrieb.v1i1.204
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.