Komposisi karawitan yang berjudul Sayong Senja ini merupakan Komposisi baru, yang terinspirasi dari sebuah fenomena alam yang berada di daerah Kintamani. Dinginnya udara kintamani membuat suasana yang sejuk sehingga menimbulkan pertanian yang subur terutamanya pada perkebunan jeruk. Hal ini membuat penata tertarik untuk mengangkant hal tersebut kedalam Komposisi Karawitan. Tampaknya pantulan sinar mentari sore pada awan, sehingga menimbuulkan warna jingga cukup menarik dalam dingiinnya kintamani di sore hari. Ketika sayong senja muncul dinginnya udara kintamani dapat diatasi akan indahnya sanyong tersebut. Dengan adanya sayong senja yang didukung dengan pemandangan dan perkebunan yang indah dapat menari perhatian para wisatawan dan juga dapat untuk menenangkan hati akan udara dan suasana yang sangat mendukung. Indahnya sayong Kintamani di sore hari menjadi sumber utama dalam proses pembuatan karya Komposisi ini. Karya seni ini digarap dengan menggunakan media beberapa instrumen dari Barungan Samara Pagulingan dengan bentuk tabuh Kreasi dengan jublah pendukung 15 orang dan memiliki durasi 10 menit pada karya. Alasan penata menggunakan barungan tersebut karena, didalam barungan samara pagulingan terdapat banyak patet dan memiliki suara yang manis. Dalam karya komposisi Sayong Senja ini menggunakan metode penciptaan panca sthiti ngawi sani. .
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Mertha, P. K. A., & Muryana, I. K. (2023). Karawitan Composition of Sayong Senja | Komposisi Karawitan Sayong Senja. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 3(3), 281–287. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v3i3.2153