Analisis Wacana Kritis Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman Yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi

  • Nuryanto T
  • Rustono R
  • Wahyudi W
N/ACitations
Citations of this article
19Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk pada Pemberitaan Kompas.com berjudul “Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi” berisi tentang karakteristik dan pendekatan model Van Dijk yang menggambarkan tiga aspek yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro. Beberapa hal yang penting yaitu 1. Analisis Wacana Kritis menggambarkan Struktur makro menggambarkan secara umum tentang tema “Pahlawan” pada masing-masing topik berita, dan didalamnya tedapat point-point penting yang merujuk kembali pada tema besarnya. 2. Superstruktur wacana kritis, peneliti menginterpretasikan tema atau topik yang dikedepankan oleh media dan skema atau urutan berita yang ditampilkan di dalam teks berita tersebut. Pada wacana berita Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi , posisi tema atau topik pada umumnya terletak di bagian judul berita. Sedangkan bagian isi dan penutup media menyampaikan penganugerahan gelar pahlawan untuk Usmar Ismail. 3. Struktur mikro wacana kritis pada berita Kompas.com, 28 Oktober 2021, pada umumnya mereprentasikan keterlibatan beberapa elemen wacana, yakni aspek semantik (latar, praanggapan, detil dan maksud), aspek sintaksis (bentuk kalimat aktif dan pasif, kata ganti koherensdan nominalisasi) aspek stilistik (leksikon) sedangkan aspek retoris (grafis, metafora dan ekspresi). Sehingga berita yang diperoleh dari kompas.com dari ketiga struktur wacana model Van Dijk yaitu struktur makro, superstruktur dan micro berserta elemennya berkenaan dengan “Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi” tema tersebut pantas untuk diangkat sebagai berita utama,tetapi ketika keseluruhan wacana dianalisis secara kritis maka dialek pada berita tersebut berhubungan dengan situasi, institusi dan struktur sosial yang membentuknya yang digunakan untuk mendukung profil seorang pahlawan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sedangkan objek penelitian ini adalah Sosok Usmar Ismail yang layak dan pantas diberi anugerah sebagai Pahlawan. Data primer  penelitian ini adalah berita dari kompas.com. (28/10/2021, 17:12 WIB) sedangkan data sekunder penelitian ini antara lain buku, jurnal,  makalah, media online sebagai tambahan data serta pendukung analisis dalam penelitiannya. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara, memilih, memilah dan  menginterpretasi. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi seorang tokoh, mengklarifikasi data dari  tokoh tersebut sesuai dengan tiga aspek (superstruktur, struktur mikro dan struktur Makro) sesuai dengan  kajian struktur Van Djik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kajian struktur Van Djik dalam  penelitian ini cukup lengkap. Superstruktur yang digunakan pada berita “Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi” antara lain headline, sub headline, body copy, signatureline dan base line.  Struktur mikro yang terdiri dari unsur verbal dan nonverbal. Struktur makro yang  terdiri atas sosok pahlawan dan kiprahnya. Struktur wacana yang lengkap  memudahkan pembaca untuk mengenali siapa sebenarnya sosok pahlawan tersebut. Sosok Usmar Ismail selama ini dikenal sebagai Bapak Perfilman Nasional. Sineas kelahiran Bukittinggi, 20 Maret 1921 ini menjadi salah satu tokoh penting bagi perfilman Indonesia Kata kunci : Kajian Struktur Van Djik, Pahlawan

Cite

CITATION STYLE

APA

Nuryanto, T., Rustono, R., & Wahyudi, W. (2021). Analisis Wacana Kritis Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman Yang Akan Dianugerahi Gelar Pahlawan Oleh Jokowi. Paramasastra, 8(2), 129–145. https://doi.org/10.26740/paramasastra.v8n2.p129-145

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free