Latar belakang: Berdasarkan Riskesdas tahun 2010 masyarakat Indonesia mengkonsumsi jamu gendong sebesar 55,3%. Jenis jamu gendong yang biasa dikonsumsi yaitu kunyit asem 65% dan 63% konsumen mengkonsumsi jamu gendong untuk memelihara kesehatan. Kurkumin berguna untuk terapi sinergis kanker payudara dalam mengurangi toksisitas terkait dengan penggunaan obat-obatan. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 jumlah penderita kanker 347.792 orang. Jumlah penderita kanker di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sekitar 68.638 orang. Tujuan penelitian: Diketahuinya gambaran penggunaan obat herbal pada pasien kanker payudara di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto. Metode: Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pasien wanita yang didiagnosis kanker payudara di Rumah Sakit Margono Soekarjo pada bulan Mei - Juli 2018. Jumlah sampel 30 wanita yang didiagnosa kanker payudara. Data yang digunakan data primer dengan wawancara. Hasil: Hampir seluruhnya atau 90% umur responden diatas 40 tahun . Sebagian besar atau 56,7% Pendidikan terakhir Sekolah Dasar. Hampir seluruhnya atau 80% responden menggunakan obat herbal. Hampir seluruhnya atau 90% jenis obat herbal yang dikonsumsi yaitu obat tradisional, jamu rebusan daun-daunan dan rimpang-rimpangan. Dan hampir seluruhnya atau 90% sumber informasi penggunaan obat tradisional berasal dari adat kebiasaan turun temurun nenek moyang Simpulan: Konsumsi obat herbal pada penderita kanker payudara berdasarkan adat kebiasaan masyarakat.
CITATION STYLE
Achyar, K., & Dewi, S. (2018). Konsumsi Obat Herbal Pada pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 2(2), 62–68. https://doi.org/10.32536/jrki.v2i2.26
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.