Migrasi penduduk ke daerah pinggiran Kota Bandung membawa implikasi terhadap berkembangnya daerah pinggiran kota secara cepat. Perkembangan yang terjadi kadang tidak terkendali, sehingga muncul berbagai persoalan di daerah pinggiran kota, khususnya yang terkait dengan permukiman. Munculnya sejumlah permukiman yang tidak tertata dengan baik atau cenderung kumuh semakin banyak dijumpai. Persoalan tersebut tentu banyak terkait salah satunya dengan penduduk yang datang dan menetap di wilayah pinggiran, sehingga menarik untuk dikaji bagaimanakah implikasi migrasi penduduk terhadap kualitas lingkungan permukiman. Untuk mengkaji hal tersebut, digunakan metode survei dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan angket. Pengambilan sampel dilakukan secara purpossive dengan jumlah sampel yang sama antara migran desa-kota dengan migran kota-desa. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan karakteristik migran antara migran yang berasal dari pusat kota (migran kota-desa) dengan migran yang berasal dari desa-desa di sekitarnya maupun di daerah lainnya (migran desa-kota). Demikian halnya dengan faktor pendorong dan penarik, kedua tipe migran tersebut menunjukkan adanya perbedaan. Akibatnya, kualitas lingkungan permukiman migran yang berkembang di daerah pinggiran menunjukkan adanya perbedaan. Kualitas lingkungan permukiman migran desa-kota cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kualitas lingkungan permukiman kota-desa.
CITATION STYLE
Setiawan, I. (2010). MIGRASI PENDUDUK MENUJU DAERAH PINGGIRAN KOTA BANDUNG DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN. Jurnal Geografi Gea, 10(2). https://doi.org/10.17509/gea.v10i2.1072
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.