Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, mesatua di Bali (mendongeng cerita rakyat Bali) kian ditinggalkan. Hal ini dapat menimbulkan hilangnya budaya tradisional yang mengandung nilai-nilai budaya bagi anak-anak, padahal mesatua dapat membantu menyampaikan pesan moral kepada anak-anak, sekaligus membentuk karakter anak. Namun, dengan adanya upaya pelestarian budaya tradisonal, mesatua mulai dihidupkan kembali seiring dengan berkembangnya media digital. Mesatua yang semula lisan, diceritakan langsung oleh orang tua kepada anak telah berkembang dalam karya sastra tulisan berupa buku (tulisan), dan kini berkembang menjadi visual yang marak di media digital dengan cerita bergambar yang menarik untuk anak-anak. Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan data sebagai bahan penelitian, digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan fenomena perubahan yang terjadi dari pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, dokumen dan studi dokumen. Kebudayaan Mesatua Bali dalam proses pelestariannya telah mengalami fenomena perubahan dalam 3 periode, yaitu; periode lisan, periode menulis, dan periode visual.
CITATION STYLE
Kadek Damayanti, & Sri Yuwanti. (2022). Mesatua, Budaya Bali yang Perlu Dilestarikan. Gemawisata: Jurnal Ilmiah Pariwisata, 18(3), 192–199. https://doi.org/10.56910/gemawisata.v18i3.241
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.