Membaca bukanlah kegiatan yang hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata namun bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya. Selain itu di dalam aktivitas membaca terjadi pula interaksi antara pembaca dan penulis. Adapun interaksi tersebut walaupun secara tidak langsung namun bersifat komunikatif. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester 1, Tahun Akademik 2019/2020. Metode penelitian yang dipergunakan adalah eksperimen dengan sampel menggunakan dua kelas yaitu kelas A dan B yang diambil secara random (acak). Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran kemampuan membaca pemahaman menggunakan metode biasa (konvensional) dan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman menggunakan HOTS (Higher Order of Thinking Skill). Pada pembelajaran kemampuan membaca pemahaman menggunkan metode biasa (konvensional) pada tes awal menggunakan teks wacana I 27 % menjadi 28,5 %, sedangkan menggunakan teks wacana II dari 30% menjadi 32,7 %, peningkatannya masih sangat rendah sedangkan pada pemebelajaran kemampuan membaca pemahaman menggunakan HOTS (Higher Order of Thinking Skill) lebih memberikan hasil yang signifikan yaitu dari teks wacana I pada tes awal 24,5 % menjadi 52,3 %, sedangkan pada teks wacana II tes awal 28 % menjadi 64 %. Simpulannya pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berbasis HOTS (Higher Order of Thinking Skill) lebih memberikan dampak positif terhadap pengembangan kemampuan membaca pemahaman sekaligus kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa. LEARNING MODEL READING UNDERSTANDING SKILL BASED ON HOTS (Higher Order of Thinking Skill) Abstract Reading is not an activity that only looks at written symbols, but a variety of abilities deployed by a reader to be able to understand the material being read. The reader tries to make the symbols he sees become symbols that are meaningful to him. Besides that, in the reading activity there is also an interaction between the reader and the writer. The interaction though indirectly but is communicative. Therefore the purpose of this study was to determine the reading ability of students of Semester 1 Language and Literature Education Study Program students, Academic Year 2019/2020. The research method used was an experiment with samples using two classes, namely classes A and B, taken randomly. The results showed a significant difference between the learning of reading comprehension skills using the conventional (conventional) method and the learning of reading comprehension skills using HOTS (Higher Order of Thinking Skill). In learning the ability to read comprehension using the conventional method in the initial test using discourse text I 27% to 28.5%, while using discourse II text from 30% to 32, 7%, the increase is still very low whereas in learning comprehension reading skills using HOTS (Higher Order of Thinking Skill) gives more significant results, namely from the discourse text I in the initial test 24.5% to 52.3%, while in the discourse II text the initial test 28% to 64%. In conclusion, learning on reading comprehension skills based on HOTS (Higher Order of Thinking Skill) has a positive impact on the development of reading comprehension skills as well as students' critical and creative thinking skills. Keywords: Learning Model, Reading Comprehension, HOTS (Higher Order of Thinking Skill)
CITATION STYLE
Andriani, M.Pd., Dr. R. (2019). MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN BERBASIS HOTS (HIGHER ORDER OF THINKING SKILL). METAMORFOSIS | Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia Dan Pengajarannya, 12(2), 51–55. https://doi.org/10.55222/metamorfosis.v12i2.267
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.