: Tingginya aktivitas perkotaan di DKI Jakarta meningkatkan emisi pencemar udara sumber antropogenik seperti NO2, SO2, CO, dan O3. Pada penelitian ini dilakukan simulasi numerik mengenai distribusi pencemar udara di atmosfer akibat faktor meteorologi pada musim kemarau (Agustus 2011) dan musim hujan (Januari 2011) dengan simulasi numerik WRF-Chem. Input emisi simulasi berasal dari inventarisasi emisi antropogenik tahun 2011 pada penggunaan energi di sektor industri, transportasi, dan kebutuhan domestik serta pembakaran residu pertanian di Jakarta dan sekitarnya. Inventarisasi emisi yang dilakukan menunjukkan bahwa kontribusi SO2 tertinggi dihasilkan dari sektor industri sedangkan kontribusi NO2 dan CO tertinggi dihasilkan dari transportasi. Hasil WRF-Chem menunjukkan bahwa pola meteorologi musim kemarau memiliki perbedaan yang signifikan dengan musim hujan. Pada musim kemarau, terjadi dominasi angin lokal laut/darat yang mendistribusi pencemar udara ke arah utara (Teluk Jakarta) saat terjadi angin darat dan ke arah selatan (Jakarta Selatan dan Bogor) saat terjadi angin laut. Di musim ini, kecepatan angin rendah dan terbentuk mixing layer yang signifikan. Pada musim hujan, adanya angin permukaan akibat angin sinoptik dengan kecepatan tinggi dari arah barat dan variasinya mendistribusi pencemar ke arah timur (Jakarta Timur dan Bekasi). Kecepatan angin tinggi dan mixing layer yang terbentuk lebih rendah dibanding pada musim kemarau. Verifikasi hasil pemodelan dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan hasil observasi di stasiun pemantauan pencemaran udara DKI 2 di Kelapa Gading, Jakarta.
CITATION STYLE
Darmanto, N. S., & Sofyan, A. (2012). ANALISIS DISTRIBUSI PENCEMAR UDARA NO2, SO2, CO, DAN O2 DI JAKARTA DENGAN WRF-CHEM. Jurnal Tehnik Lingkungan, 18(1), 54–64. https://doi.org/10.5614/jtl.2012.18.1.6
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.