Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global, diperkirakan sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah terpapar virus Hepatitis B (HBV). Angka prevalensi infeksi HBV di Asia Pasifik cukup tinggi, yaitu melebihi 8% dan penularannya umumnya terjadi secara vertikal (pada periode perinatal) dan horizontal (pada masa anak-anak) sehingga risiko menjadi infeksi yang kronis menjadi cukup besar. Pencegahan dengan vaksinasi merupakan strategi terpenting untukmenurunkan risiko infeksi virus hepatitis B kronis dan komplikasinya. Antibodi anti-HBs berdasarkan pengukuran antibodi Anti HBs secara in vitro dengan menggunakan test diagnostik laboratorium secara imunologis. Titer antibodi hepatitis B ini dikatakan protektif bila titernya lebih dari 10mIU/ml. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar anti-HBs secara semi kuantitatif pada anak balita penerima imunisasi dasar yang lengkap, menggunakan rapid test dan dilakukan pengenceran pada serum dengan serokonversi positif. Diperoleh serum dari 23 balita yang memenuhi syarat dan dari hasil pemeriksaan anti-HBs didapatkan 20 anak (87%) dengan serokonversi positif dan 3 anak (13%) dengan serokonversi negatif. Untuk serum dengan serokonversi positif, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan serum dengan pengenceran, hasilnya 4 sampel (20%) negatif pada pengenceran 1:2, 3 sampel (15%) positif sampai pengenceran 1:2 saja, 5 sampel (25%) positif sampai pada pengenceran 1:4, 4 sampel (20%) positif pada pengenceran 1:6, 2 sampel(10%) positif pada pengenceran 1:8 dan 2 sampel (10%) tetap positif pada pengenceran 1:10.
CITATION STYLE
Gunawan, L. S., & Herawati, R. (2018). Uji Kadar Anti-HBs pada Balita Penerima Imunisasi Dasar. Biomedika, 10(2), 1–10. https://doi.org/10.31001/biomedika.v10i2.269
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.