Gangguan kesehatan yang biasanya ditimbulkan oleh buruknya kondisi lingkungan rumah adalahISPA. Penderita ISPA paling banyak adalah balita, karena kekebalan tubuhnya yang masih rendah. Kondisilingkungan fisik rumah seperti jenis lantai, jenis dinding, luas ventilasi, kepadatan hunian, kelembaban,suhu, pencahayaan dan pertukaran udara. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian ISPA padabalita di Ds. Balerejo Kec. Balerejo Kab. Madiun. Jenis penelitiancase control. pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan pengukuran dirumah responden. Jumlah sampel 67 responden, jumlah penderita 50 balita dan kontrol 17 balita. Teknikpengambilan sampel untuk kasus menggunakan total sampling dan control dengan teknik random sampling, selanjutnya dianalisis dengan ujichi square.Hasil analisis data menunjukkan bahwa jenis lantai, dinding, luas ventilasi, kelembaban, suhu, pencahayaan dan pertukaran udara ada hubungan kejadian ISPA. Kepadatan hunian tidak ada hubungankejadian ISPA. Secara keseluruhan, lingkungan fisik rumah ada hubungan dengan kejadian ISPA padabalita. Kesimpulan ada hubungan antara lingkungan fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita.Disarankan agar dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan rumah dan faktor-faktor yang mengakibatkanpenyakit berbasis lingkungan.Masyarakat disarankan membiasakan membuka jendela rumah agar sinarmatahari dapat masuk dan pertukaran udara dapat terjadi dengan baik. Kata Kunci : Lingkungan Fisik Rumah dan ISPA.
CITATION STYLE
Dewi, N. S., P. Irawan, D. W., & Indraswati, D. (2016). FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA BALEREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN TAHUN 2015. GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN, 14(3). https://doi.org/10.36568/kesling.v14i3.263
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.