Penelitian ini merupakan studi pendahuluan terhadap pengaruh tekanan panas terhadap beban kerja berat pada kegiatan lapangan, mengingat Indonesia sebagai negara tropis memiliki suhu dan kelembaban udara tinggi. Cuaca panas, yang dapat menyebabkan heat stress, merupakan beban bagi tubuh dan semakin berat pada aktivitas fisik berat. Eksperimen dilakukan terhadap 20 partisipan (10 orang pria, 10 orang wanita) yang melakukan pekerjaan dengan intensitas kerja tinggi selama 30 menit di lapangan dengan iklim ekstrim. Beban kerja dilihat berdasarkan denyut jantung dan berat badan untuk melihat energy expenditure, intensitas kerja, dan sweat rate. Hasil pengukuran menunjukkan beban kerja pada eksperimen ini termasuk dalam kategori tinggi/berat. Iklim lapangan diukur berdasarkan indeks WBGT, dan hasil pengukuran menunjukkan bahwa indeks WBGT selama eksperimen adalah 31°C (87.9°F), termasuk dalam kategori berisiko tekanan panas sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim tidak berpengaruh terhadap energy expenditure, akan tetapi berpengaruh terhadap energy expenditure pada partisipan wanita (p<0.05). Iklim juga berpengaruh terhadap intensitas kerja (p<0.05), sedangkan sweat rate tidak dapat digunakan untuk menghitung beban kerja karena waktu eksprimen tidak cukup meningkatkan panas tubuh dan hanya berdasarkan berat badan. Penelusuran lebih seksama terhadap model estimasi expenditure yang digunakan dalam sebuah eksperimen diperlukan agar sesuai dengan karakteristik pekerjaan.
CITATION STYLE
Sri Wahyuning, C., & Laksemi, D. B. (2021). Kajian Pengaruh Heat Stress terhadap Beban Kerja Fisik Berat pada Kegiatan Lapangan. Seminar Nasional Teknik Dan Manajemen Industri, 1(1), 167–174. https://doi.org/10.28932/sentekmi2021.v1i1.71
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.