Doksorubisin merupakan antibiotik antrasiklin yang dianggap efektif sebagai salah satu agen kemoterapi antikanker dan banyak digunakan. Penggunaan doksorubisin sebagai agen kemoterapi dapat digunakan baik sebagai agen tunggal maupun kombinasi. Namun, penggunaan doksorubisin pada terapi kanker ternyata memberikan beberapa efek samping. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mempunyai efek sitotoksik terhadap sel MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 176,37 μg/mL. Kombinasi antara doksorubisin dan ekstrak tanaman telah terbukti memiliki potensi dalam meningkatkan efektivitas ekstrak dan sensitivitasnya terhadap sel MCF-7. Metode yang digunakan pada uji sitotoksisitas dan uji kombinasi adalah metode MTT-assay. Pada penelitian ini didapatkan nilai IC50 doksorubisin dan ekstrak etanol daun kemangi secara berturut-turut sebesar 3,58 µg/mL dan 721,36 µg/mL. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kemangi dalam penelitian ini tidak memiliki aktivitas sitotoksik. Kombinasi ekstrak etanol daun kemangi dan doksorubisin menunjukkan efek sinergisme kuat terhadap sel MCF-7 dengan nilai indeks kombinasi sebesar 0,121 pada konsentrasi optimal ekstrak-doksorubisin 360 μg/mL – 1 μg/mL(1/2 IC50 – 1/4 IC50) dan memiliki indeks kombinasi tertinggi 0,663 pada konsentrasi ekstrak-doksorubisin 90 μg/mL – 1 μg/mL (1/8 IC50 – 1/4 IC50). Hal ini menujukkan bahwa kombinasi doksorubisin dan ekstrak etanol daun kemangi memiliki potensi untuk dijadikan agen kokemoterapi.
CITATION STYLE
Hanifah, Z. N., & Da’i, M. (2022). UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK KOMBINASI DOKSORUBISIN DAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) TERHADAP SEL MCF-7. Usadha Journal of Pharmacy, 322–331. https://doi.org/10.23917/ujp.v1i3.96
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.