Hiperurisemia merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar asam urat melebihi kadar normalnya. Prevalensi penyakit tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Bagian tanaman yang diduga memiliki efek sebagai antihiperurisemua ialah daun kelor dan daun sukun. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak daun kelor (EDK) dan ekstrak daun sukun (EDS) yang telah distandarisasi sebagai antihiperurisemia. Metode penelitian yang digunakan berupa analitik eksperimental. EDK dan EDS diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. Sampel tersebut diskrining fitokimia dan distandarisasi mutu ekstraknya, kemudian dilanjutkan dengan uji aktivitas antihiperurisemia terhadap tikus. Hasil penelitian menunjukan bahwa EDK dan EDS mengandung golongan senyawa alkaloid, tannin, flavonoid, dan saponin. Triterpenoid juga terdapat dalam EDS. Berdasarkan standarisasi parameter mutu, kedua ekstrak secara spesifik dan non-spesifik telah memenuhi ketetapan Depkes RI. Efektivitas antihiperrurisemia dapat diamati mulai dari dosis 1 (0,21 mg/200gBB EDK dan 0,16 mg/200gBB EDS), dosis 2 (0,21 mg/200gBB EDK dan 0,8 mg/200gBB EDS), dosis 3(0,10 mg/200gBB EDK dan 0,16 mg/200gBB EDS), serta dosis 4 (0,10 mg/200gBB EDK dan 0,8 mg/200gBB EDS), hampir serupa dengan yang ditunjukkan oleh obat pembanding (Allupurinol), meskipun efek yang paling baik ditunjukkan oleh dosis 1 dengan penurunan 67,8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi EDK dan EDS mampu memberikan efektivitas antihiperurisemia.
CITATION STYLE
Mahmudah, R., Yusuf, M. I., & Nur, W. O. I. (2023). Uji Efektivitas Antihiperurisemia Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa aloeifere L.) dan Daun Sukun (Artocarpus altilis) pada Tikus Jantan (Rattus norvegicus). Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 9(2), 532–542. https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i2.431
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.