Kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin bertambah pesat seiring dengan pertumbuhan penduduk disetiap daerah. Sedangkan sampai saat ini energi listrik yang diproduksi oleh PT. PLN belum memenuhi kebutuhan energi listrik secara merata. Pemanfaatan sumber energi terbarukan dapat membantu mengatasi kurang meratanya energi listrik yang ada di Indonesia. Upaya pemerintah Indonesia dalam mengoptimalkan potensi sumber energi terbarukan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kelangkaan terhadap sumber energi yang berasal dari fosil yang diakibatkan oleh meningkatnya kebutuhan energi listrik setiap tahunnya. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Hibrida menggunakan simulasi perangkat lunak HOMER. Pembangkit listrik tenaga hibrida (tenaga angin dan tenaga surya) terdiri dari 6 turbin angin berkapasitas 600 kW, 400 kW modul surya dengan PV Array sebanyak 308 buah, 572 Baterai, 1.100 kW inverter. Modul surya berkontribusi sebesar 30,9 % dan turbin angin berkontribusi sebesar 69,1 %. Pembangunan pembangkit listrik tenaga hibrida memerlukan biaya pembangunan sebesar Rp 80.875.269.985,30. Sedangkan untuk biaya produksi per kWh sebesar Rp 2.425,34 dan balik modal dalam kurun waktu 8,4 tahun. Luas tanah pembangkit listrik seluas 66.274 m2
CITATION STYLE
Huda, M. N., & Kurniawan, I. H. (2023). Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (Tenaga Angin Dan Tenaga Surya) Di Daerah Widuri Kabupaten Pemalang Menggunakan Perangkat Lunak Homer. Jurnal Riset Rekayasa Elektro, 5(1), 33. https://doi.org/10.30595/jrre.v5i1.14708
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.