Mempolitisasi Ruang Virtual: Posisi Warga-Net dalam Praktik Demokrasi Digital di Indonesia

  • Fatah Z
  • Fatanti M
N/ACitations
Citations of this article
257Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Sebuah agensi global, WeAreSocial melansir jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 150juta jiwa di awal tahun 2019. Kehadiran internet yang mulanya hanya dianggap sebagai mediumpengantar pesan, menjadi semakin kompleks ketika publik menggunakan Internet sebagai ruangalternatif dalam menyampaikan gagasan (Dahlberg, 2001). Kemajuan Internet seolah mampumenciptakan ruang politik yang tanpa sekat, tanpa pengawasan. Beberapa gerakan kolektif yang lahirdari aktifnya pengguna internet di Indonesia antara lain Aksi Koin Peduli Prita, Aksi Bela Islam (212, 411),dan Aksi Bali Tolak Reklamasi. Sedangkan di belahan dunia lain, kemenangan Donald Trump sebagaiPresiden ke-45 Amerika Serikat seolah menujukkan bahwa internet dan media sosial juga memilikiwajah buruk yang dapat mencederai demokrasi. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa Internet danmedia sosial mampu menciptakan cara baru berpartisipasi dalam politik. Dengan hadirnya Internet,berbagai informasi politik, sosialisasi politik, kampanye politik, hingga protes politik dapat dipublikasikandan dipertukarkan dengan waktu yang lebih cepat. Selain itu, kemampuan Internet dalam membangunkomunikasi dua arah menjadikan partisipasi politik tidak harus hadir secara fisik dalam debat terbukapolitisi atau demonstrasi di jalan. Melalui gagasan ruang publik Jurgen Habermas, penulis mencobauntuk menelusuri dan mengungkapkan bagaimana peran dan masa depan pengguna Internet dalamlogika demokrasi digital di Indonesia. Beberapa contoh kasus di Indonesia maupun internasionaldisajikan sebagai objek studi yang bekerja dengan metode kualitatif. Pengumpulan data berupaobservasi dan studi pustaka diharapkan dapat menyajikan ilustrasi komprhensif bagaimana potretpengguna Internet di Indonesia. Untuk lebih memudahkan analisis kasus yang disajikan, penelitimeminjam gagasan Diana Saco tentang demokrasi digital. Hasil penelitian diarahkan pada bagaimanagagasan Habermas dan Saco dapat menjelaskan fenomena politik kontemporer di Indonesia denganmemfokuskan pada keaktifan subjek yang bebas dan konsepsi ruang publik deliberatif.

Cite

CITATION STYLE

APA

Fatah, Z., & Fatanti, M. N. (2019). Mempolitisasi Ruang Virtual: Posisi Warga-Net dalam Praktik Demokrasi Digital di Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen Publik Dan Kebijakan Sosial, 3(1), 306. https://doi.org/10.25139/jmnegara.v3i1.1459

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free