Swamedikasi setiap tahun meningkat, data pada Badan Pusat Statistik menyatakan Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2018 sampai 2020 berturut-turut sebesar 60,93%, 59,72%, dan 61,31%. Seseorang melakukan swamedikasi karena biaya dan waktu terbatas, serta minimnya akses pelayanan kesehatan. Pendidikan dan pendapatan diduga berpengaruh dalam perilaku swamedikasi. Penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering dilakukan swamedikasi, BPS menyatakan dari 10 penyakit utama terbanyak di Kota Kupang, gastritis menempati urutan kedua dengan jumlah 21.760 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pendapatan terhadap perilaku swamedikasi gastritis Masyarakat Kelurahan Nunleu, Kota Kupang.Metode penelitian yaitu observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional study. Penelitian dilakukan di kelurahan Nunleu, Kota Kupang tahun 2021 dengan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling menggunakan instrumen kuesioner dengan jumlah sampel 332 sesuai kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan responden memiliki pendidikan terakhir terbanyak yaitu perguruan tinggi (53,0%) dan pendapatan terbanyak < 0,05) demikian juga tingkat pendapatan dengan perilaku masyarakat melakukan swamedikasi gastritis (p-value 0,000 < 0,05).
CITATION STYLE
Mandala, M. S., Inandha, L. V., & Hanifah, I. R. (2022). Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pendidikan dengan Perilaku Masyarakat Melakukan Swamedikasi Gastritis di Kelurahan Nunleu Kota Kupang. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 4(1), 62–70. https://doi.org/10.25026/jsk.v4i1.1094
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.