Bhakti Luhur merupakan panti asuhan orang cacat tubuh, cacat bicara, dan down syndrome. Panti ini memiliki komitmen untuk meningkatkan ketrampilan berwirausaha bagi kaum disabilitas. Namun, hal itu terkendala oleh fasilitas panti asuhan yang mengandalkan donasi santunan yang bersifat sukarela. Sehingga tidak dapat dijadikan pengembangan fasilitas yang berkelanjutan. Meskipun demikian, keterbatasan fasilitas panti asuhan tidak menyurutkan semangat pengelola untuk melatih orang disabilitas menjadi wirausahawan yang mandiri. Salah satu minim fasilitas tersebut pada ketrampilan pembuatan camilan keripik tempe. Selama ini, keripik tempe di panti asuhan dibuat dengan cara tradisional. Tempe diiris tipis dengan pisau untuk menjadi keripik. Akibatnya bentuk irisan tidak homogen dan waktu produksi menjadi sangat lama. Teknologi yang ditransfer dalam kegiatan pengabdian ini yaitu pengadaan alat perajang keripik tempe menggunakan metode pengiris semi otomatis. Mesin perajang yang diterapkan bersifat portable, safety bagi penyandang disabilitas serta dapat mempersingkat waktu produksi. Melalui metode pelaksanaan kegiatan ceramah, diskusi, demplot pendampingan dan demonstrasi mesin produksi telah didapatkan hasil kegiatan pengabdian ini meliputi (1) Peningkatan fasilitas (2) Peningkatan ketrampilan berwirausaha, (3) Mempersingkat waktu produksi (4) Bertambahnya wawasan Mitra pentingnya pengelolaan proses produksi yang safety bagi penyandang disabilitas. Kesimpulan sebelum dan sesudah dari kegiatan ini yaitu, meminimalisir kecelakaan kerja. Selain itu, waktu produksi menjadi singkat, sebelumnya butuh 2 jam sekarang menjadi 30 menit.
CITATION STYLE
Sundaygara, C., Wahyuningsih, D., Pranata, K. B., & Solikhan, S. (2019). Pengabdian Perbaikan Fasilitas Mesin Produksi Keripik Tempe di Panti Asuhan Bhakti Luhur. JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia), 4(1), 42. https://doi.org/10.33366/japi.v4i1.1219
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.