Penggunaan kayu sebagai salah satu bahan bangunan sudah sejak lama dirasakan manfaatnya. Beberapa waktu terakhir penggunaan kayu berkembang menjadi material arsitektur dan estetika termasuk didalamnya sebagai selubung luar bangunan atau yang sering disebut sebagai secondary skin bulding. Struktur serat kayu dan daya tahan disamping kemampuan kayu untuk menjaga kondisi thermal di dalam bangunan yang dinaunginya menjadi salah satu factor yang memperkuat dipilihnya kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep penggunaan kayu dalam memenuhi fungsinya sebagai secondary skin building, faktor apa saja yang patut diperhitungkan dalam memperkuat fungsi dan estetikanya serta adakah material lain yang dapat dipergunakan beserta kelebihan dan kekurangan dari masing masing material. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang difokuskan pada permasalahan berdasarkan keadaan dilapangan. Data pada penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait dan juga studi litelatur pada penelitian sejenis. Hasil penelitian menemukan penggunaan kayu sebagai secondary bulding harus memenuhi konsep fungsi yakni sebagai filter terhadap panas, intensitas cahaya dan kebisingan. Konsep estetika yang meningkatkan kualitas visual dari bangunan namun tetap memberikan kenyamanan bagi pengguna, selaras dengan lingkungan dan konsep efisensi baik dalam nilai ekonomis maupun perawatannya.
CITATION STYLE
Wiriantari, F. (2023). PENGGUNAAN KAYU SEBAGAI SECONDARY SKIN PADA BANGUNAN, SALAH SATU UPAYA MEWUJUDKAN ARSITEKTUR HIJAU. Jurnal Teknik Gradien, 15(02), 91–98. https://doi.org/10.47329/teknik_gradien.v15i02.1100
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.