Faktor topografi dan iklim mendukung kopi robusta untuk tumbuh baik di Indonesia. Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi kopi robusta mengalami penurunan selama satu dekade terakhir (2010-2019), khususnya di wilayah Desa Pucaksari, Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian lahan kopi robusta pada setiap satuan unit lahan di Desa Pucaksari. Metode ini menerapkan metode interpretasi penggunaan lahan, kemiringan lereng, dan jenis tanah untuk selanjutnya dianalisis menggunakan menggunakan metode evaluasi lahan dan sistem informasi geografi (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa satuan unit lahan (SUL) K1L2Be dan K1L3Be dengan karakteristik kemiringan lereng antara 8-30%, ketinggian tempat 400-900 mdpl dan jenis tanah Kambisol Eutrik, masuk dalam kelas sesuai (S2) untuk kopi robusta, dengan luas 94,7% dari total luas studi area. Sedangkan 5,23% area SUL K1L4Be dengan kemiringan lereng >30%, merupakan kelas sesuai marginal (S3). SUL K4L4Be dengan kemiringan lereng >30% dan ketinggian tempat 0-300 mdpl memiliki kelas tidak sesuai (N). Produksi kopi robusta di Desa Pucaksari dapat ditingkatkan dengan mempertahankan kualitas lahan di wilayah S2 dan memperbaiki kualitas lahan S3. Untuk wilayah kategori N, diperlukan kajian khusus sebagai acuan atau dasar dalam perencanaan pengembangan perkebunan kopi dan pemetaan potensi pengembangan wilayah lainnya seperti wisata hutan hujan tropis dan pertanian.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Silalahi, A. V., & Rosyadi, R. I. (2024). Evaluasi Kesesuaian Lahan Kopi Robusta (Coffea canephora) Desa Pucaksari Kecamatan Busungbiu Kabupaten Buleleng Menggunakan Analisis Sistem Informasi Geografi. Jurnal Spatial Wahana Komunikasi Dan Informasi Geografi, 24(1), 21–30. https://doi.org/10.21009/spatial.241.003