Semangat keagamaan diwujudkan dengan bagitu banyak varian, lebih-lebih jika kepercayaan akan agama sudah mengakar di dasar hati. Agama menawarkan suatu cara pandang hidup yang mampu meng-cover setiap tindakan, perbuatan yang mengarah pada pembentukan manusia seutuhnya. Islam demikian juga, membuat aturan baku untuk setiap umatnya—yang dalam hal ini mengatur setiap sisi-sisi kehidupan baik dalam setiap aspeknya, baik sosial, budaya, hukum dan model khilafah (sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi saw). Agama dan pemerintahan (politik) dua sisi yang dianggap bersebrangan. “agama” sebagai dasar berpolitik, dalam melestarikan keyakinan yang anut terkadang mengalami hambatan, karena pemerintah menggangap sebagai salah batu sandungan yang mampu menggeser ketahanan pemerintahan. Sebagaiman aktivitas politik Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid akan terlihat jelas pasca kemerdekan dengan mengikuti partai politik dan menentukan arah bangsa Indonesia dengan mewakili kaum muslimin di Pulau Lombok. Karir politik Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid dimulai sejak diangkat sebagai Konsulat Nahdlatul Ulama (NU) Sunda Kecil pada tahun 1950. Pada tahun 1952 beliau diangkat menjadi Ketua Badan Penasihat Partai Masyumi untuk daerah Lombok, ini disebabkan pada waktu itu Nahdlatul Ulama dan beberapa ormas lainnya tergabung dalam partai Masyumi.
CITATION STYLE
Amry, C., & Ansori, Z. (2019). PEMIKIRAN POLITIK ISLAM TUAN GURU KYAI HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MAJID. KOMUNIKE, 11(1), 74–103. https://doi.org/10.20414/jurkom.v11i1.2277
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.