Abstract
Perubahan paradigma masyarakat mengenai sampahperlu dilakukan secara berkelanjutan. Edukasikesadaraan dan keterampilan wargauntuk pengelolaan sampah dengan penerapan prinsip reduce, reuse, recycledan replant(4R) penting dalam penyelesaian masalah sampah melalui pengelolaan sampah sejakdari sumbernya.Bank sampah yang berbasiskanpartisipasi wargaperempuanmerupakan modal sosial dalampengelolaan sampah berbasis masyarakat. Bank sampahyang diintegrasikan dengan prinsip 4R dilaksanakan di KampungKarangresik, Tasikmalaya, Indonesia. Kegiatan bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Pemberdayaan warga melaluikegiatan penyuluhan, edukasi, pelatihan dengan metode partisipasi emansipatoris (interaksi dan komunikasi), serta dialogdengan warga di komunitas. Selain itu diperlukan dukungan kemitraan dengan membangunjejaring danmekanisme kerjasamakelembagaan antara warga pengelola bank sampahdengan stakeholder terkait. Bank SampahPucuk Resik(BSPR) di Kampung Karangresik ini telah memberikan manfaat kepada warga, terutama manfaat langsung dengan berkurangnya timbulan sampah di komunitas, lingkungan menjadi lebih bersih dan asri, serta kemandirian warga secara ekonomi. Selain manfaat secara ekonomi, dimana dari tabungan sampah memperoleh uang untuk membayar listrik dan membeli sembako,juga terwujudnya kesehatanlingkungan, dengan kondisi komunitas yang lebih bersih, hijau, nyaman, dan sehat. Pengelolaan sampah terintegrasi dapat menstimulasi kreativitas dan inovasi dari masyarakat sehingga meningkatkan kesejahteraan warga
Author supplied keywords
Cite
CITATION STYLE
Asteria, D., & Heruman, H. (2016). Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Tasikmalaya. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 23(1), 8.
Register to see more suggestions
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.