Apropriasi Seni Musik Gugah Sahur: Studi Kasus Tongklek Tuban dan Tong-Tong Madura

  • Fitriasari P
  • Hamsyah M
  • Danugroho A
N/ACitations
Citations of this article
28Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

ABSTRACTThe Appropriation of Gugah Sahur Musical Art: A Case Study of Tongklek Tuban and Tong-Tong Madura. This study aims to identify the interrelation between Tongklek Tuban and Tong-tong Madura. Tongklek Tuban, which is a typical music art of Tuban, evolves from the Patrol art in the form of music created originally in Tuban Regency. Interestingly, at first glance, Tongklek Tuban seems to have similarities to Tong-tong art that develops in Madura. To examine both art work thoroughly in this study, the authors implemented qualitative approach, employing both the literature review and documentation techniques. The results of the study reveal that Tongklek Tuban has undergone various changes in its visual form in terms of costumes, equipment, and decorations. It takes both tangible and intangible property from Tong-tong Madura. Moreover, Tonglek Tuban is experiencing another development in terms of creativity reflected to the wheelbarrow used to push the iron xylophone. Over time, the wheelbarrow has undergone a very extraordinary change in shape. At this time, Tongklek Tuban music groups are competing to form their wheelbarrows which actually look like Madurese Tong-tong music. According to the results of the study, positively, appropriation between artworks can be interpreted both positively or negatively. On one hand, an adapted culture can develop through innovation, so that the culture can remain sustainable. On the other hand, negatively, the feelings of disapproval from the owners of the original culture could emerge since they feel that their culture is carried out as an addition to the artistic elements of the appropriating subject.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana apropriasi dalam kesenian antara Tongklek Tuban dan Tong-Tong Madura. Kesenian yang diambil dalam penelitian ini adalah Tongklek Tuban dan Tong-Tong Madura. Kesenian Tongklek Tuban yang muncul berawal dari kesenian Patrol merupakan kesenian yang berkembang di Kabupaten Tuban. Sekilas Tongklek Tuban jika dilihat ada kesamaan dengan kesenian Tong-Tong yang berkembang di Madura. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode studi pustaka dan menggunakan teknik dokumen. Hasil penelitian menemukan bahwa Tongklek Tuban yang merupakan kesenian musik khas Tuban mengalami berbagai macam fase perubahan secara visual mulai dari kostum, peralatan yang digunakan, hingga dekorasi. Tongklek Tuban mengapropriasi secara tangible dan intangible dari Tong-tong Madura. Tongklek mengalami perkembangan lagi secara kreativitas yakni terkait gerobak dorong yang biasanya digunakan untuk mendorong gambang besi. Seiring berjalannya waktu gerobak dorong mengalami perubahan bentuk yang sangat luar biasa. Kini para grup musik Tongklek Tuban berlomba-lomba membentuk gerobak dorong mereka yang jika dilihat malah menyerupai musik Tong-tong Madura. Apropriasi dapat dimaknai secara positif maupun negatif. Secara positif, budaya yang di apropriasi mengalami perkembangan dengan inovasi sehingga budaya tersebut dapat tetap lestari. Sisi negatifnya adalah timbulnya rasa tidak terima dari pemilik budaya asal karena merasa budayanya diambil untuk digunakan sebagai penambah unsur seni subjek pelaku apropriasi.

Cite

CITATION STYLE

APA

Fitriasari, P. D., Hamsyah, M. I., & Danugroho, A. (2023). Apropriasi Seni Musik Gugah Sahur: Studi Kasus Tongklek Tuban dan Tong-Tong Madura. Resital:Jurnal Seni Pertunjukan, 24(1), 46–57. https://doi.org/10.24821/resital.v24i1.8410

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free