REINTERPRETASI DAN REKONSTRUKSI CERITA SI KABAYAN DAN SANGKURIANG DALAM KESUSASTRAAN INDONESIA MODERN (Si Kabayan and Sangkuriang: Reinterpretation and Reconstruction in Modern Indonesian Literature)

  • Rahayu L
N/ACitations
Citations of this article
17Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Penelitian yang berjudul “Reinterpretasi dan Rekonstruksi Cerita Si Kabayan dan Sangkuriang dalam Kesusastraan Indonesia Modern” dimaksudkan untuk mengkaji transformasi kisah Sangkuriang dan Si Kabayan dengan tujuan  mengetahui perubahan interpretasi dan rekonstruksi kedua cerita lisan tersebut ke dalam sastra Indonesia kontemporer. Cerita Sangkuriang dan Si Kabayan yang pada mulanya merupakan cerita lisan, tidak hanya ditransformasikan ke dalam bentuk tulis oleh banyak sastrawan, tetapi juga bertransformasi ke dalam bentuk drama hingga film. Dalam penelitian ini digunakan enam teks transformasi, yaitu: (1) Sang Kuriang karya Utuy Tatang Sontani,(2) Lelaki yang Terus mencintai Sumbi karya Hermawan Aksan, (3) Kesadaran Sangkuriang karya Dian Hartati, (4) Si Kabayan karya Utuy T. Sontani,(5) Si Kabayan Nongol di Zaman Jepang karya Achdiat K. Mihadrja, (6)  Si Kabayan Jadi Wartawan karya Muchtar ibn Thalab. Dengan menggunakan prinsip sastra bandingan dan teori transformasi ditemukan bahwa Sangkuriang dalam ketiga teks transformasinya digunakan untuk penyampaian ideologi. Sementara itu, Si Kabayan dalam ketiga teks transformasinya digunakan sebagai alat penyampai kritik terhadap berbagai ketimpangan yang terjadi di masyarakat.Abstract: The research aims to study “The transformation of Si Kabayan and Sangkuriang stories and how they are reinterpreted and reconstructed in contemporary Indonesian literature”. These originally oral stories have been transformed not only into written texts, but also into drama and film by different authors. The research focuses on six texts, namely  (1) Sang Kuriang by Utuy Tatang Sontani,(2) Lelaki yang Terus mencintai Sumbi by Hermawan Aksan, (3) Kesadaran Sangkuriangby Dian Hartati, (4) Si Kabayanby Utuy T. Sontani,(5) Si Kabayan Nongol di Zaman Jepangby Achdiat K. Mihadrja and (6)Si Kabayan Jadi Wartawanby Muchtar ibn Thalab, all of which are written transformations of the stories. Using principles of comparative literature and transformation theory to approach the texts, the study finds that in the first three texts, the transformation of Sangkuriang story is intended to convey an ideology, whereas in the latter, the transformation of Kabayan story is intended as a means to critize injustice and inequality that occurs in the society.

Cite

CITATION STYLE

APA

Rahayu, L. M. (2016). REINTERPRETASI DAN REKONSTRUKSI CERITA SI KABAYAN DAN SANGKURIANG DALAM KESUSASTRAAN INDONESIA MODERN (Si Kabayan and Sangkuriang: Reinterpretation and Reconstruction in Modern Indonesian Literature). METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 8(2), 261. https://doi.org/10.26610/metasastra.2015.v8i2.261-274

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free