Pengukuran Minat Masyarakat Desa Rawabogo terhadap Pengembangan Desa Wisata Berbasis Neurosains

  • Vermanda Maharani Sonya
  • Imam Indratno
N/ACitations
Citations of this article
14Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Abstract. Rawabogo Village is a tourist villages in Bandung Regency which has problems with less than optimal community participation (1). Participation is built through the demands, sense of community ownership and interest. The processes that occur in the human brain are still measured by old measurement methods that difficult to measure dynamically and accurately (10). Neuroscience can control the validity and subjectivity of old methods such as questionnaires and interviews (2,10). Thus, this study aims to identify the interest of the local community in Rawabogo Village regarding the development of tourism village based on neuroscience method until  able to recommend some of efforts. The analytical method used is the electroencephalography (EEG) signal decomposition method, validity and reliability tests, and weighting. The results of the analysis obtained are respondents 2,3,4,5 and 8 have higher entropy values ​than the average value or indicated to have high interest, while respondents 1,3,6, and 7 have lower entropy values than the average value or indicate low interest. The questionnaire results showed that the interest measures of respondents 1, 2 and 3 are included in the very high-interest category, while respondents 4,5, 6, 7, and 8 are included in the high-interest category. The difference between the questionnaire results and the entropy results is based on differences in people’s experiences in developing tourist villages. These different experiences cause different levels of chaos and affect the brain wave signals that are received or recorded. Abstrak. Desa Rawabogo merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Bandung yang memiliki permasalahan kurang optimalnya partisipasi masyarakat (1). Partisipasi masyarakat dibangun melalui tuntutan, rasa kepemilikan masyarakat dan minat.  Proses yang terjadi dalam otak manusia masih diukur dengan metode pengukuran umum yang sulit untuk diukur secara dinamis dan akurat. Sehingga metode neurosains dibutuhkan pada penelitian ini (2). Neurosains mampu mengontrol validitas dan subjektifitas dari metode umum seperti kuesioner dan wawancara (2,3).  Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi minat masyarakat lokal Desa Rawabogo terkait pengembangan desa wisata berbasis neurosains sehingga mampu merekomendasikan upaya-upaya pengembangan desa wisata. Metode analisis yang digunakan adalah metode dekomposisi sinyal elektroensefalografi (EEG), uji validitas dan reliabilitas, dan pembobotan. Hasil analisis yang didapatkan adalah responden 2,3,4,5 dan 8 memiliki nilai entropi yang lebih tinggi dari nilai rata-rata pada setiap kanal atau terindikasi memiliki minat yang tinggi, sedangkan responden 1,3,6, dan 7 memiliki nilai entropi sedikit lebih rendah dari nilai rata-rata setiap kanalnya atau terindikasi memiliki minat yang rendah. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa ukuran minat responden 1, 2 dan 3 termasuk pada kategori minat sangat tinggi, sedangkan responden 4,5,6,7, dan 8 termasuk dalam kategori minat tinggi. Perbedaan antara hasil kuesioner dan hasil entropi didasarkan pada perbedaan pengalaman masyarakat pada pengembangan desa wisata. Perbedaan pengalaman tersebut menyebabkan berbedanya level chaos dan mempengaruhi dari sinyal gelombang otak yang diterima atau direkam.

Cite

CITATION STYLE

APA

Vermanda Maharani Sonya, & Imam Indratno. (2022). Pengukuran Minat Masyarakat Desa Rawabogo terhadap Pengembangan Desa Wisata Berbasis Neurosains. Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning, 2(2), 198–207. https://doi.org/10.29313/bcsurp.v2i2.3173

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free