Makna Tarian dalam Ibadah sebagai Sarana Pemulihan Jiwa

  • Putri A
N/ACitations
Citations of this article
25Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

The pattern of Church worship has undergone many developments from time to time, even from the Old Testament. In the Pentecostal and Charismatic churches, this development seems very sharp, especially in the Praise and Worship section, which on the one hand tries to accommodate the tastes of young people who follow technological developments such as the use of sound systems, lighting, music, and dance. This resulted in an uproarious form of worship, where some groups, such as older church members, felt something foreign, even far from being "spiritual". One of the contemporary worship instruments is the dance (tambourine player), which is still controversial among the people; there are those who can accept and there are those who do not agree that it exists. Meanwhile, dance forms continue to develop forms and expressions, as well as the use of various properties. This paper aims to provide a response in the midst of many questions: How should dance be in worship, and what is its function and role for God's people. With the observation method, both object, and literature, this study concludes that dance in worship is a way for people to express their love and respect for God so that it becomes a forum for God's fellowship with humans in the Holy Spirit, which can restore life. AbstrakPola ibadah gerejawi telah mengalami banyak perkembangan dari masa ke masa, bahkan dari masa Perjanjian Lama. Di lingkungan gereja-gereja Pentakostal dan Kharismatik, perkembangan tersebut nampak begitu tajam, khususya pada bagian Praise and Worship, yang di satu sisi mencoba mengakomo-dir selera anak muda yang mengikuti perkembangan teknologi seperti penggunaan sound system, lighting, musik, dan tarian. Hal ini menghasilkan bentuk ibadah yang gegap gempita, di mana sebagian kelompok, seperti anggota jemaat yang berusia tua merasakan hal yang asing, bahkan jauh dari kesan “rohani”. Salah satu instrumen ibadah kekinian tersebut adalah tarian (pemain rebana), yang hingga kini masih menyisakan kontroversi di antara umat; ada yang bisa menerima dan ada yang kurang menyetujui itu ada. Sementara, bentuk tarian pun terus mengalami perkembangan bentuk dan ekspresi, serta penggunaan berbagai macam properti. Makalah ini bertujuan untuk memberi tanggapan di tengah maraknya pertanyaan: Bagaimana seharusnya tarian dalam ibadah, dan apakah fungsi dan peranannya bagi umat Tuhan. Dengan metode pengamatan, baik secara objek maupun literatur, maka kajian ini sampai pada kesimpulan bahwa tarian dalam ibadah merupakan cara umat untuk mengekspresikan rasa cinta dan hormatnya kepada Allah, sehingga hal tersebut menjadi wadah persekutuan Allah dengan manusia di dalam Roh Kudus, yang dapat memulihkan hidup.

Cite

CITATION STYLE

APA

Putri, A. S. (2021). Makna Tarian dalam Ibadah sebagai Sarana Pemulihan Jiwa. PROSIDING PELITA BANGSA, 1(2), 139. https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.524

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free