Gerakan kerukunan yang digagas Kementerian Agama selama ini sungguh tepat dan patut didukung di tengah pluralitas yang ada. Lewat gerakan kerukunan ini menjadi pesan bagi semua pihak, bahwa sangat tidak pantas menyebar permusuhan dengan mengatasnamakan agama. Aktualisasi dari pembinaan umat beragama sesungguhnya sudah dilakukan dengan baik. Tokoh-tokoh agama dengan tidak mengenal lelah sudah memberi khutbah dalam rangka membina umat. Lewat pembinaan tersebut, umat beragama diharapkan bisa menjadi kelompok masyarakat yang santun, toleran serta mencintai kerukunan dan perdamaian. Umat beragama yang taat tentu tidak akan memusuhi umat agama lain, walaupun ada perbedaan di antara mereka. Dari realita yang ada di masyarakat, ada kaitan yang erat antara budaya yang berkembang dengan solusi pengokohan kerukunan umat beragama. Karena pada dasarnya budaya bisa menjadi pemersatu di tengah perbedaan yang ada, termasuk dalam hal perbedaan agama. Demikian pula halnya dengan peran kaum wanita dalam memperkokoh kerukunan umat beragama. Di daerah Sleman Yogyakarta misalnya, kaum wanita melalui berbagai organisasi sosial kegamaan yang ada bisa menjadi potensi besar dalam membina budaya kerukunan beragama. Peran wanita di Sleman Yogykarta bisa menjadi contoh bagi daerah lain di tanah air dalam upaya memperkokoh kerukunan di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini.
CITATION STYLE
Daulay, H. (2019). PERAN WANITA DALAM MEMBINA BUDAYA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA. Hikmah, 12(2), 236. https://doi.org/10.24952/hik.v12i2.894
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.