Mahasiswa kedokteran rentan mengalami stres yang dapat menurunkan fungsi kognitif. Puasa intermiten diketahui bermanfaat untuk meningkatkan fungsi otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa intermiten terhadap fungsi kognitif mahasiswa dengan tingkat stres sedang. Penelitian menggunakan one group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Subjek ditentukan dengan teknik purposive sampling dengan besar sampel 40 orang. Penelitian menggunakan Perceived Stress Scale-10 untuk mengukur skor stres serta Hopkins Verbal Learning Test (HVLT), forward and backward digit span test, dan Trail Making Test Part B (TMT-B) untuk mengukur fungsi kognitif. Berdasarkan karakteristiknya didapatkan 75% subjek berjenis kelamin perempuan, 80% subjek berusia antara 21-24 tahun, dan sebanyak 55% subjek dengan aktivitas sedang. Hasil uji t berpasangan atau uji Wilcoxon terhadap hasil tes PSS-10, HVLT, forward and backward digit span test, dan TMT-B sebelum dan sesudah puasa intermiten didapatkan perbedaan yang signifikan secara statistik (p < 0,05). Terdapat pengaruh puasa intermiten terhadap skor stres dan sejumlah fungsi kognitif, mencakup atensi, memori, bahasa, dan fungsi eksekutif pada mahasiswa kedokteran dengan tingkat stres sedang.
CITATION STYLE
Natassha, F. A., & Bustamam, N. (2022). Pengaruh Puasa Intermiten terhadap Fungsi Kognitif Mahasiswa Kedokteran dengan Tingkat Stres Sedang. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 18(1), 16. https://doi.org/10.24853/jkk.18.1.16-24
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.